
Diduga sengaja bunuh diri
Baturaja, Palembang Pos.-
Tragis menimpa Ridwan alias Ujang (28), warga Desa Tanjung Kemala, kecamatan Baturaja Timur. Pemilik Kafe Rengas ini tewas mengenaskan dia atas rel dengan kaki kanan dan tangannya terpotong, setelah digilas dan terseret Kereta Api (KA) Batubara Rangkaian Panjang (Babaranjang). Diduga kuat, Ujang sengaja menjemput maut karena sebelumnya terlibat pertengkaran dengan istrinya, Lis.
Peristiwa yang cukup menghebohkan warga tersebut terjadi kemarin, di rel KA sta 232+2, di Desa Tanjung Kemala, antara Belatung dan Tiga Gajah, Baturaja, OKU, sekitar pukul 05.30 WIB. Menurut informasi, malam hari sebelum korban diduga membiarkan dirinya ditabrak Babaranjang, Ujang sempat terlibat keributan dengan istrinya. Setelah perang mulut di rumahnya itu, Ujang nampak frustasi. Dia lalu pergi di kafé miliknya di jalan raya Desa Tanjung Kemala, Kecamatan Baturaja Timur.
Di kafe itu, Ujang sempat minum untuk melupakan masalah rumah tangganya. Beberapa saat kemudian, istri korban datang ke kafe itu sambil marah-marah. Namun karena karena tak bertemu korban, sang istri segera pulang.
Selang tak lama kemudian korban menelpon istrinya, seraya mengatakan dia sedang berada di salah satu kamar di kafe. Tapi saat dicari kembali oleh sang istri, korban kembali tak ditemukan di kafe tersebut. Mungkin bawaan kesel, istri korban segera pulang ke rumah.
Sekitar pukul 02.00 WIB, korban meninggalkan kafe itu. Diduga malam itulah, korban nekad menghabisi nyawanya sendiri dengan menyambut kedatangan KA Babaranjang. Soalnya pagi harinya, warga dihebohkan dengan penemuan mayat digilas KA yang tak lain adalah Ujang. Saat ditemukan sekitar 700 meter dari kafe, kondisi mayat korban mengenaskan, karena kaki kanan dan tangan kiri Ujang putus.
Kepala Stasiun Kereta Api Tiga Gajah Muhaimin yang juga menyaksikan evakuasi jenazah Ujang, mengakui mendapatkan informasi bunuh diri Ujang dari laporan masinis KA Babaranjang, Syafrizal, kepada pemimpin perjalanan kereta api (PPKA) Idris.
“Saat itu Syahrial menjelaskan bahwa Ujang duduk di rel kereta api. Kecepatan Babaranjang saat itu terbilang lambat, yaitu sekitar 30 km per jam, karena akan masuk Stasiun Tiga Gajah. Ujang diperkirakan terseret sekitar 50-70 meter dari tempat ia duduk,’’ kata Muhaimin.
Sementara sesaat penemuan mayat korban, anggota Polres OKU dipimpin Kepala SPK II Aiptu Ketut Sulastra bersama Kanit Inden Bripka Ujang Abdul Aziz dan Karo Laka Satlantas Aiptu L Simatupang, segera meluncur ke lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP. Hasil dari pemeriksaan saksi dan TKP, petugas kuat menduga korban bunuh diri.
“Korban berada di lokasi tidak menghiraukan semboyan 35 (peluit peringatan) dari Babaranjang yang akan lewat. Diduga korban bunuh diri, karena menurut informasi dia ada masalah keluarga,” ujar L Simatupang.
L Simatupang menambahkan, Babaranjang yang menabrak korban tersebut bernomor lokomotif 20231 dan 20222, dengan 40 rangkaian gerbong. KA Babaranjang itu, sebelumnya berangkat dari Tanjung Enim dengan tujuan Tarahan, Bandar Lampung.
”Kecelakaan itu dilaporkan pihak stasiun KA ke Polres OKU, sebelumnya masinis Safrizal sempat melaporkan ke pihak stasiun,” kata L Simatupang. Oleh petugas, jenazah korban selanjutnya dibawa ke RSUD dr Ibnu Sutowo untuk divisum. (mus)