15 Juni 2009

Palembang produksi pupuk enceng gondok


*Sejuta benih ikan didaftar MURI

Pulokerto, Palembang Pos.-
Guna mengatasi masalah enceng gondok, Pemerintah Kota Palembang, saat ini mulai memproduksi pupuk organik. Pupuk yang berbahan baku enceng gondok ditambah jerami padi, darah dan kotoran ternak ini, diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian di Palembang, tanpa merusak lingkungan dengan pupuk kimia.
Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (DP2K) Palembang, Ir Masriadi Msi menjelaskan, selama ini pupuk yang diberi label Musi Agro tersebut hanya diproduksi secara industri rumah tangga. Mulai pekan depan, pupuk organik ini akan ditangani dengan lebih profesional, dengan kapasitas produksi 1-2 ton/hari. Penelitian dan pengembangan pupuk organik ini, dilakukan bekerjasama dengan PT Biotek Indonesia Hijau.
“Kita ingin memanfaatkan enceng gondok supaya bernilai lebih ekonomis. Ternyata, hasil penelitian kandungan zat yang dibutuhkan tanaman sangat banyak terdapat di pupuk organik ini. Disini juga sudah dibangun rumah enceng gondok untuk itu,”tandasnya, saat ditemui disela-sela launching pupuk organik, penebaran bibit ikan dan peresmian kebun persemaian di kawasan Pulokerto, Gandus, kemarin. Pupuk itu, kata Masriadi, akan digunakan untuk pertanian di Kota Palembang dengan harga jual Rp 1.000/kilogram. “Sementara ini Palembang dahulu, dalam rangka membantu petani mengatasi mahal dan langkanya pupuk. Memang, ada juga pesanan dari luar daerah tapi kita tetap prioritaskan Palembang dulu,”pungkasnya.
Sementara, Wali Kota Palembang, Ir H Eddy Santana Putra MT menjelaskan, pemanfaatan enceng gondok tersebut sangat baik untuk mengatasi masalah enceng gondok, yang cukup banyak di Sungai Musi. “Ini positif sekali, mudah-mudahan dengan adanya pupuk organik ini bisa membuat produksi pertanian di Palembang terus meningkat,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Wako juga kembali menaburkan benih ikan ke keramba jaring apung di Pulokerto. Bahkan, rencananya penebaran sejuta benih ikan ini akan didaftarkan masuk ke Museum Rekor Indonesia (MURI). Wako Eddy juga meresmikan kebun persemaian. “Satu juta ikan yang ditebar ini, diharapkan dapat berkembang secara alami. Masyarakat silahkan untuk menangkapnya, asalkan tidak menggunakan racun, bom atau alat yang dapat merusak lingkungan lainnya,”pungkasnya. (ika)