22 Mei 2009

Tolak capres-cawapres tak pro rakyat


Air Mancur, Palembang Pos.-
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam BEM se Kota Palembang, kemarin kembali turun ke jalan melakukan aksi demo damai di Bundaran Air Mancur. Dalam aksi yang dimulai pukul 14.30 WIB, itu para pengunjuk menyuarakan rasa pesimistis terhadap para calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan berlaga dalam Pilpres Juli mendatang.
Alasannya, selain para pasangan capres-cawapres merupakan wajah-wajah lama, juga tidak memiliki spirit perubahan dan kebangkitan untuk kemajuan Indonesia ke depan. Oleh karena itu, para pengunjuk menolak dengan tegas terhadap capres dan cawapres yang tidak pro rakyat. Koordinator Aksi (Korak), Eli Sumantri (BEM Unsri) menilai Pilpres yang bakal berlangsung menjadi problematika tersendiri.
“Sebuah momentum yang harusnya mengarah dan mengusung ke suatu perubahan bagi bangsa, nampaknya tidak akan memiliki dampak apa-apa. Ini terbukti dari kehadiran wajah-wajah lama yang hampir dipastikan maju dalam Pilpres nanti. Persoalannya, kita sudah mengetahui buruknya track record mereka (capres-cawapres,Red). Sebab langkah untuk maju menjadi capres-cawapres lebih karena demi kekuasaan semata,” tandas Eli.
Berdasarkan atas kekecewaan itu lanjut Eli, maka mahasiswa menyatakan keberatan kepada masing-masing capres dan cawapres. “Sebab saat ini, rakyat merindukan pemimpin bukan penguasa. Artinya pemimpin adalah orang yang mempunyai itikat baik untuk melayani rakyat dan membangun bangsa. Bukan disetir oleh kepentingan-kepentingan tertentu. Rakyat sudah terlalu sering menderita. Rakyat sudah terlalu sering sengsara. Jadi sekaranglah saatnya bangkit melawan,” teriak Eli.
Menengok ke belakang terhadap apa yang dilakukan pemerintahan saat ini, Eli kembali menilai banyak persoalan yang kini tak tuntas khususnya persoalan-persoalan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. “Salah satunya masalah semburan lumpur lapindo yang hingga saat ini belum tuntas persoalannya. Lalu masalah pengangguran, kesejahteraan rakyat dan lain-lainnya. Dengan kondisi ini, harapan perubahan menuju lebih baik selama 11 tahun pascareformasi hanyalah mimpi,” tukas Eli. (rob)