18 Mei 2009

SBY-Berboedi hanya 3 hari


JAKARTA - Jargon SBY Berboedi ternyata hanya berumur tiga hari. Parpol-parpol pendukung pasangan SBY-Boediono tak sepakat dengan sebutan yang di-launching pada deklarasi di Bandung, 15 Mei lalu. Pimpinan 23 parpol sepakat menggunakan jargon SBY-Boediono.
Rapat tim pemenangan SBY-Boediono kemarin menggelar rapat di kantor Bravo Media Center (BMC), Jalan Teuku Umar, yang lokasinya hanya sekitar 300 meter dari kediaman rival SBY, Megawati Soekarnoputri. Rapat tersebut dipimpin Ketua Tim Pemenangan Hatta Rajasa dan diikuti sebagian besar pimpinan parpol anggota koalisi.
CEO Fox Indonesia Zulkarnain Mallarangeng, yang juga konsultan politik SBY dan Partai Demokrat, menjelaskan, pemakaian jargon SBY-Boediono semata-mata untuk memudahkan para pendukung ketika mencoblos di TPS nanti. "Kalau pakai SBY-Berboedi, tidak akan dijumpai di kertas suara," kata Zulkarnain.
Nanti di kertas suara akan tertulis Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono. Untuk penyingkatan SBY, kata Choel, tidak ada masalah. Sebab, masyarakat luas sudah sangat mengenal sebutan SBY bagi Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut Choel "sapaan Zulkarnain Mallarangeng”, sebenarnya jargon SBY-Berboedi tidak pernah resmi dipakai. Saat deklarasi pasangan SBY-Boediono lalu secara spontan Gubernur Sumatera Barat Gamawan Fauzi yang membacakan pernyataan deklarasi mengusulkan sebutan SBY Berboedi yang bisa berarti SBY bersama Boediono atau SBY berbudi. Slogan itu menjadi seolah-olah resmi karena SBY juga sempat mengucapkan slogan tersebut dalam pidato politiknya.
Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar mengatakan, slogan SBY Berboedi dikhawatirkan kurang populer di mata masyarakat Indonesia. "Masyarakat di luar Jawa belum tentu tahu kata berbudi," ujar Cak Imin setelah menghadiri rapat di BMC.
Mengenai strategi pemenangan SBY-Boediono, Hatta Rajasa masih merahasiakan. "Itu rahasia dapur," kata Ketua Tim Sukses SBY-Boediono, Hatta Rajasa, setelah rapat gabungan tim sukses SBY-Boediono di BMC.
Menurut Hatta, tim sukses sedang membentuk struktur organisasi pendukung SBY-Boediono di jajaran pusat. Langkah berikutnya, tim sukses membentuk susunan pengurus di berbagai daerah. "Justru nanti yang paling penting di daerah karena langsung bersinggungan dengan masyarakat," kata Hatta.
Ketua Departemen SDM DPP Partai Demokrat Andi Mallarangeng secara terpisah mengatakan, pasangan SBY-Boediono tidak menyiapkan strategi khusus dalam menghadapi pilpres 8 Juli mendatang. "Strategi biasa saja. SBY kan saat ini sedang menjabat, simpel saja. Rakyat Indonesia merasakan apa yang menjadi hasil kepemimpinan SBY," kata Andi.(tom/dyn/tof)