23 Mei 2009

POM periksa 3 anggota TNI


*Terkait serbuan ke Pos Pol PP

Km 5, Palembang Pos.-
Untuk memastikan penyebab tewasnya anggota TNI AD bernama Praka Rinto Cahyono (28), anggota salah satu batalyon disini, pasca penyerangan ke Pos Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kota Palembang dibawah Jembatan Ampera, Kamis (21/5) pukul 23.30 WIB, Polisi Militer (POM) terus melakukan pengusutan kasus tersebut. Saat ini pihak Denpom II/IV Palembang, telah memintai keterangan 3 anggota TNI AD, yang diduga mengetahui peristiwa yang mencoreng korps baju loreng tersebut.
Hal itu diungkapkan Komandan Polisi Militer Daerah Militer (Danpomdam) II/Sriwijaya Kolonel CPM Djuhendi, ketika dihubungi Palembang Pos, melalui ponselnya tadi malam. ‘’Tiga orang anggota itu sudah kita mintai keterangan sebagai saksi. Namun sampai kini, kita belum bisa memastikan meninggalnya Praka Rinto itu karena tertabrak atau tidak,” ujar Djuhendi.
Memang, sambung Djuhendi, ada beberapa saksi yang mengatakan seperti itu, akan tetapi semuanya masih perlu diselidiki lagi, termasuk siapa yang menabraknya. ‘’Sebab yang bersama korban malam itu belum tentu semuanya anggota batalyon tersebut, bisa anggota batalyon lain, bahkan bisa juga warga sipil yang memang teman-teman korban. Karena katanya malam itu mereka rombongan,” sambung Djuhendi.
Kalau untuk motif penyerangan, terus Djuhendi, dari hasil keterangan saksi-saksi sementara karena masalah sepele atau masalah kecil. ‘’Teman-teman korban besar-besarkan gas motor, dilihat Pol PP, terus mereka saling pandang dan teman-teman korban marah dan menyerang kantor Pol PP. Sampai akhirnya, diketahui korban meninggal dunia setelah dirawat dirumah sakit,” terusnya.
Soal apakah malam kejadian Praka Rinto cs dalam keadaan tak sadarkan diri, Djuhendi mengaku pihaknya belum bisa memastikannya. ‘’Kalau kita cium dari mulutnya, memang ada seperti aroma alkohol, tapi semuanya belum pasti, sebelum adanya hasil visum dokter. Termasuklah kita minta dokter untuk melakukan tes cairan didalam tubuh atau perut korban, agar tahu apa yang dimakan atau diminumnya,” tambah Djuhendi.

#Kematian Rinto diduga Lakalantas
Setelah mengetahui adanya kejadian penyerangan yang diduga dilakukan sekelompok TNI terhadap Pos Pol PP, pagi harinya pihak kepolisian dari Poltabes Palembang, langsung melakukan pengusutan. Namun, pengusutan itu baru dilaksanakan pihak Poltabes Palembang, setelah adanya permintaan dari pihak Denpom II/IV Palembang dan juga Pemkot Palembang. Penyelidikan polisi langsung dilakukan oleh Satreskrim, Satlantas dan Satintelkam Poltabes Palembang.
Hasil dari penyelidikan sementara, Satlantas Poltabes Palembang menyimpulkan kalau kematian Praka Rinto Cahyono kuat dugaan karena kecelakaan lalulintas (Lakalantas). Setelah melakukan olah TKP, Satlantas langsung membuat laporan polisi model A dalam kasus lakalantas. Dimana, laporannya bernomor polisi : LP/1607-A/V/2009/Tabes. Dalam laporan itu, dibuat kalau korban Lakalantas adalah Rinto Cahyono selaku anggota Yon Zikon 12 Palembang.
Adapun kejadiannya, yakni pada Kamis (21/05), sekitar pukul 23.00 WIB, di Jalan Tengkuruk, seputaran depan ruko tengkuruk, Palembang. Namun, dalam laporan polisi itu, tidak disebutkan sepeda motor dan Nopolnya, baik sepeda motor milik korban maupun sepeda motor yang diduga menabrak korban.
Kapoltabes Palembang Kombes Pol Drs Luki Hermawan MSi, melalui Kasatlantas AKP Adi Ferdian Syaputra SIk, saat dikonfirmasi wartawan membenarkan adanya laporan polisi tersebut. ‘’Kita memang sudah melakukan olah TKP, karena fungsi tugas kita yang pertama di TKP seperti itu, namun selanjutnya akan kita koordinasikan dengan POM. Untuk sepeda motor masih diselidiki, kita bergerak semuanya yakni Lantas, Intel dan Reskrim. Lantas untuk menangani dugaan lakalantas, terus intel mencari tahu motifnya. Sedangkan reskrim untuk mengusut kasus dugaan pembunuhannya, tapi semuanya tetap dikoordinasi dengan POM,” ujar Adi.
Menurut Adi, adanya informasi kejadian itu baru diterima pada pagi harinya, sehingga olah TKP baru dilakukan pagi hari itu juga. ‘’Dari keterangan saksi, untuk sementara ini korban Praka itu diduga kuat karena lakalantas, sesuai juga dengan apa yang dikatakan Kapoltabes kemarin. Korban terjatuh dari sepeda motor, sehingga tak sengaja tubuh korban sempat tertabrak dan sedikit terlintas oleh pengendara motor lain, yang diduga teman korban sendiri,” jelasnya.
Ditambahkan Adi, kalau pengusutan kasus lakalantasnya sudah selesai, maka kasusnya tetap akan dilimpahkan ke POM, untuk pengusutan selanjutnya. ‘’Kita hanya membantu pihak POM saja dalam menangani kasus lakalantasnya. Kalau semuanya sudah jelas, termasuk diketahui identitas dari pengendara sepeda motor yang menabrak korban, kasusnya akan kita limpahkan ke POM. Namun, kuat dugaan korban ditabrak oleh teman-temannya sendiri,” tambahnya.
Seperti diberitakan Palembang Pos, Praka Rinto Cahyono (28), anggota salah satu batalyon disini, tewas dalam perawatan tim medis RS AK Gani (Benteng), Jumat (22/5) kemarin sekitar pukul 06.00 WIB. Praka Rinto diduga tewas setelah bentrok dengan anggota Polisi Pamong Praja (Pol PP) Kota Palembang.
Sebelum kejadian, bapak 2 anak ini bersama puluhan oknum rekannya, diduga menyerang 8 anggota Pol PP yang bertugas di Pos Terpadu bawah Jembatan Ampera, Kamis (21/5), sekitar pukul 23.30 WIB.
Belum diketahui pasti penyebab tewasnya anggota TNI malang tersebut. Diduga tewas akibat terjatuh dari motor, pasca bentrok dengan Pol PP dan dilindas motor temannya sendiri. (sam)