04 Mei 2009

Penjahit tewas dibacok preman kampung


* Diduga pasal dendam

KM5-Naas dialami Amir Hamzah (43), warga Jalan Kasnariansyah, Kelurahan 20 Ilir. Penjahit pakaian itu, tewas dengan kondisi luka bacok di pinggang kirinya. Pelakunya diketahui bernama Hengki (27), warga setempat.
Sebelumnya korban sempat dirawat di Rumah Sakit dr Moehammad Hoesin (RSMH) Palembang namun setelah beberapa jam dirawat, korban menghembuskan nafas terakhur. Kejadian itu, terungkap setelah saksi Marpenda (35), tukang ojek, warga Jalan Kasnariansyah, Kelurahan 20 Ilir, melaporkan kejadian tersebut ke Mapoltabes Palembang.
Dalam Laporannya, saksi mengatakan kejadian itu kemarin, sekitar pukul 02.00 WIB, di Jalan Jenderal Sudirman, depan apotik Abadi, KM 5, Palembang. Antara korban dan pelaku, diduga sempat terjadi ribut mulut, pada Minggu (03/05), sekitar pukul 23.45 WIB, yang tidak diketahui permasalahannya.
Malam itu, korban dan saksi Marpenda makan di sebuah warung di TKP, namun saksi selesai duluan makan. Kemudian, saksi duduk-duduk dilantai toko, sembari menunggu penumpang ojek. Tak lama, saksi pergi atau baru berjarak sekitar 8 meter dari TKP, tiba-tiba saksi mendengar korban menjerit minta tolong. Saat dilihat saksi, rupanya korban didorong dan dibacok oleh pelaku dengan menggunakan parang.
Beruntung saksi cepat datang dan melerai pelaku, hingga pelaku kabur dari lokasi kejadian. Sementara, korban yang sekarat mengalami luka bacok, oleh saksi Marpenda dibantu temannya sesama tukang ojek, dilarikan ke RS Myria. Karena lukanya cukup parah, hingga korbanpun dirujuk ke RSMH Palembang. Tapi sayang ajal berkata lain, setelah sempat dirawat sekitar sepuluh jam, akhirnya pada pukul 11.30 WIB kemarin, korban menghembuskan nafas terakhirnya. Tahu korban meninggal dunia, siang kemarin, saksi Marpenda, yang juga masih keluarga jauh korban, langsung melaporkan kasusnya ke Mapoltabes Palembang.
”Aku idak tahu apo masalahnyo nian, cuma memang ado kabar kalau duo jam sebelum kejadian, korban sempat ribut dengan pelaku yang kami tahunyo bernamo Hengki. Mungkin ujung dari ribut itulah, korban laju dibacok oleh Hengki dari belakang dan keno pinggang kirinyo. Korban itu di Palembang dewekan, sementaro keluargonyo tinggal di Medan. Jadi di Palembang ini, korban makan tiduk dan nginap ditempatnyo begawe tulah yaitu di Penjahit Sanglim,” ujar saksi Marpenda.
Sementara, Pacar korban Kartini (40), karwan Interbis saat ditemui di kamar jenazah RSMH Palembang mengatakan, semalam korban sudah sepakat akan melamar dirinya dan akan menikah pada bulan Juni sedangkan , keluarga korban dari Medan akan datang besok (hari ini,-red) untuk melamar.
“Saya seharian memang tidak mau bicara selalu berdiam diri. Setelah mendapat kabar dari teman korban Amran kalau dia masuk Rumah Sakit sedang dirawat. Mendengar itu, saya langsung ke RSMH teryata korban telah meninggal diduga kehabisan darah,” ungkap Kartini lirih.
Kapoltabes Palembang Kombes Pol Drs Luki Hermawan Msi, didampingi Kasatreskrim Kompol Kristovo Arianto Sik, saat dikonfirmasi membenarkan adanya kejadian tersebut. “Kasusnya yakni penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia. Untuk motifnya belum diketahui, karena pelakunya sendiri masih dalam pengejaran. Mudah-mudahan dalam waktu dekat, pelakunya sudah bisa kita tangkap, untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya,” ujar Kristovo.(sam/guh)