
Sungai Itam, Palembang Pos.-
Dinas Peternakan (Disnak) Sumsel dan pihak terkait, kemarin melakukan pemeriksaan sejumlah pengumpul babi disini, mulai dari Sungai Itam hingga Talang Buruk. Walau belum ditemukan babi terjangkit virus H1N1 (flu babi), tapi pihak Disnak akan melakukan pembatasan jumlah babi yang ada di pengumpul.
Tim Disnak Sumsel mulai bergerak pukul 13.15 WIB, menuju pengumpulan babi di Sungai Itam, Kemang Agung, Ilir Barat (IB) I. Di tempat pengumpulan babi milik Charles ini, tim berpakaian khusus, mulai melakukan penyemprotan desinfektan ke kandang babi.
Untuk diketahui, selain Charles, di Sungai Itam ada 4 tempat pengumpul babi yang lain, yakni milik Cu Giok Cuan, Ahok, Ropi, dan Soleh. Kepada wartawan, Charles menegaskan bahwa selama ini pihaknya belum melihat ada gejala babinya yang sakit.
“Sudah 7 tahun saya menjadi pengumpul babi, selama ini aman-aman saja. Kita untuk penampungan saja, bukan beternak. Karena hanya pengumpul, babi tak kita vaksinasi, tapi hanya disemprot desinfektan,’’ jelas Charles.
Charles mengakui, selain mengumpul babi, tempatnya juga menjadi tempat pemotongannya. “Kami menampung babi 10 ekor sekali tampung, kalau habis baru ditampung lagi. Untuk pemotongannya sehari 1 ekor. Sejak kasus flu babi merebak, penjualan daging babi menurun hingga 50 persen,’’ ujar Charles.
Sementara itu, hasil inspeksi juga terungkap masih banyak penghuni yang melakukan ternak babi meskipun telah dilarang pemerintah. Seperti Peternakan Babi yang sudah dua tahun yang dimiliki Soleh, di Jalan Sungai Itam yang memelihara sekaligus menampung 120 babi dikandang yang terbuat dari pelepah daun kelapa dan kayu. Diakuinya, banyak pedagang babi mengambil dari mereka untuk dipotong dan diperjualbelikan. Namun dengan beredarnya ancaman flu babi mempengaruhi permintaan. Adapun babi yang diambil milik Soleh berasal dari Lampung dan diperjualbelikan kepada pedagang diwilayah tersebut
Sedang Kepala Dinas Peternakan Sumsel, Ir Asrilazi menegaskan bahwa pihaknya menemukan selain menjadi pengumpul, para pemilik tempat itu juga melakukan usaha pemotongan babi. “Ke depan tidak diperkenakan lagi, perlu tempat khusus. Sehingga jika ada gejala penyakit, bisa dimonitor langsung disatu tempat,’’ kata Asrilazi.
Asrilazi menambahkan, dalam pemeriksaan itu selain melakukan desinfektan, akan diserahkan ke kepala bidang kesehatan hewan untuk menentukan apa perlu dilakukan tes darah. “Besok kita evaluasi hasil pemeriksaan ini, dengan pihak Disnak kabupaten dan kota. Tapi dari pemeriksaan awal, kita belum menemukan babi terjangkit penyakit,’’ ujar Asrilazi.
Mengenai ada pengumpul juga merangkap peternak babi, menurut Asrilazi, akan koordinasi dengan pihak Pemkot Palembang. “Karena ada edaran Pak Wako, dilarang beternak di dalam kota. Kita juga akan batasi yang mana peternak dan pengumpul. Jika pengumpul mungkin satu hari saja, besok pagi langsung dipotong. Selain itu harus ada pembatasan jumlah babi. Kalau pengumpul babi paling tidak 10-20 ekor saja, tapi jika lebih dari itu bukan pengumpul artinya,’’ ujar Asrilazi. (war)