17 Mei 2009
Kominda indikasi ancaman demontrasi
*Jelang Pilpres Juli 2009
Rivai, Palembang Pos.-
Jelang pemilihan presiden (Pilpres) Juli 2009 mendatang, Komunitas Inteligen Daerah (Kominda) Prov Sumsel mengindikasi adanya peningkatan aksi demontrasi. Meskipun begitu belum ada indikasi gangguan keamanan yang berbahaya seperti teror.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol dan Linmas) Prov Sumsel, Rusli Nawi mengatakan kondisi Sumsel secara umum masih kondusif. Saat ini belum ada ancaman seperti teror jelang Pilpres 2009. ”Paling cuma demontrasi saja,” ujar Rusli kepada wartawan di Palembang, akhir pekan lalu.
Menurut Rusli, pihak kominda yang terdiri dari intel polda, sas intel kajati, kasi intel korem dan unsur muspida dan pejabat pemerintahaan yang berjumlah 17 orang melakukan survei lapangan dan deteksi awal kerawanan sosial terutama yang dapat menganggu roda pemerintahan.
”Tugas kita menghimpun, deteksi dini dilapangan kalau kemungkinan bakal terjadi gejolak sosial,” katanya seraya menambahkan dalam kepengurusan Kominda, Wakil Gubernur, H Eddy Yusuf ditunjuk sebagai ketua dan Ketua Badan Inteligen Daerah (BIN) daerah yakni Yusrizal sebagai wakil Kominda.
Lebih lanjut dijelaskan Rusli, dalam kegiatannya Kominda telah sesuai payung hukum berdasarkan Peraturan Permendagri (Permendagri). Sekaligus, perannya dapat mengidentifikasikan bentuk ancaman yang tertuang dalam Pasal 7 Peraturan Mendagri No 11/2006. Dan tugas fungsi Kominda tidak memisahkan antara tugas dan fungsi intelijen judicial dan non-judicial.
”Tugas inteligen dilakukan sendiri-sendiri, informasi yang didapat dihimpun bersama dalam suatu rapat. Seperti dalam rapat kita pekan lalu indikasi ancaman serius seperti teror belum terdeteksi. Namun untuk beberapa bulan kedepan paling terjadi sejumlah demonstrasi-demonstrasi,” bebernya.
Dalam operasionalnya, Pemprov Sumsel telah menganggarkan Rp250 juta untuk kegiata Kominda. Seperti operasional turun dilapangan dari informasi awal yang didapat. Dari interligen semuanya dapat disamarkan sehingga akan menghasilkan informasi yang akurat.
Menjelang Pilpres 2009 mendatang, sejumlah isu dinilai sangat sensitif seperti DPT, distribusi logistik dan lainnya. Untuk itu, pihaknya akan proaktif melakukan pemantauan seputar distribusi logistik sehingga indikasi seperti kekurangan jumlah surat suara dapat dieliminir hingga waktu pencontrengan.
Pihak Komindapun melakukan koordinasi dengan KPUD. Sehingga jika ada temuan dilapangan yang menyimpang akan diteruskan kepada pihak yang berwenang. Misalkan saja masalah pidana akan diteruskan kepada Polda dan pelanggaran pemilu akan dilaporkan kepada KPUD dan Panwaslu setempat.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sumsel, H Eddy Yusuf sebelumnya meminta seluruh masyarakat dapat mensukseskan pemilu yang aman dan jurdil. Peran Kominda dinilai dapat mendeteksi lebih dini gangguan keamanan dari oknum tertentu yang menginginkan kekacauan di Sumsel. (war)