08 Mei 2009

Bakal dibongkar, pedagang buah resah


7 Ulu, Palembang Pos.-
Penertiban pasar buah 7 Ulu yang akan dilakukan Pemkot Palembang Senin (11/05) mendatang, menimbulkan keresahan sejumlah pedagang. Pedagang umumnya pasrah dipindahkan, namun tidak yakin dapat berhasil berdagang buah di Jakabaring.
“Kami sudah tahu kalau Senin ini akan dipindahkan ke Jakabaring. Pada prinsipnya kami ikuti saja dulu dan akan mencoba berdagang di Jakabaring. Namun apabila tidak menunjukkan hasil dan gagal, maka kami akan berhenti berdagang,’’ kata Yabani, salah seorang pedagang buah 7 Ulu yang telah berdagang selama 20 tahun.
Dilanjutkannya, berdasarkan ilmu dagang selama puluhan tahun, lokasi pasar buah Jakabaring kurang cocok. “Menurut kami, lokasi di Jakabaring untuk pasar buah kurang cocok. Lokasinya terlampau jauh, tidak mungkin warga Palembang yang mau beli buah Rp 10 ribu saja ke Jakabaring,’’ sambung Yabani.
Yabani menjelaskan pedagang dan agen akan selalu berdampingan. ”Kalau agen pindah, kami juga pindah. Kita satu kesatuan, pedagang buah harus selalu dekat agen, untuk memudahkan pengambilan barang,’’ imbuhnya.
Senada diungkapkan Sulaiman, pedagang buah 7 Ulu lainnya, dirinya pesimis dapat berhasil di Jakabaring. “Kalau di 7 Ulu omzet kami antara Rp 1 sampai 1,5 juta perhari. Total biaya retribusi hanya Rp 4 ribu perhari, pokoknya sangat meringankan. Oleh karena itu kami betah berdagang disini. Selain itu kami khawatir mahalnya sewa lapak,“ urainya.
Terpisah, Sekda Kota Palembang Drs H Marwan Hasmen Msi menegaskan, penertiban harus tetap dilakukan. Mengenai keluhan harga lapak yang mahal, itu bisa dibicarakan dengan koperasi. “Pasti ada keringanan, yang jelas kita ini ingin menata kota agar wilayah Seberang Ulu tidak lagi terlihat kumuh. Lagipula sosialisasi sudah dilakukan, dan pedagang diberi tempat yang lebih layak untuk berdagang. Jadi, tidak asal direlokasi saja,” tukasnya. (kie)