03 Mei 2009

Antasari bantah jadi tersangka


*Pamer kemesraan dengan istri

JAKARTA - Antasari Azhar akhirnya buka suara dengan berkembangnya pemberitaan yang menyebut keterlibatannya dalam kasus pembunuhan berencana terhadap Nasrudin Zulkarnain, direktur PT Putra Rajawali Banjaran. Ketua KPK itu menggelar keterangan pers di kediamannya, di Perumahan Giri Loka 2, BSD City, Tangerang, kemarin (3/5).
Keterangan Antasari itu menjadi sesuatu yang ditunggu-tunggu. Sebab, sejak pengumuman pencekalan dirinya dengan status tersangka oleh Kejaksaan Agung (Jumat, 1/5), Antasari memilih diam. "Saya pikir, inilah kesempatan yang terbaik untuk temen-teman pers," kata Antasari mengawali keterangannya sekitar pukul 13.45.
Teras dan halaman rumah yang disulap menjadi ruang konferensi pers menjadi penuh sesak oleh wartawan, baik cetak maupun elektronik. Kebanyakan telah nyanggong di depan gerbang perumahan sejak pagi. Sebab sebelumnya beredar kabar keterangan Antasari dilakukan pukul 10.00.
Antasari menegaskan, hingga kemarin (3/5), dirinya masih berstatus sebagai saksi. Dasarnya adalah surat panggilan dari Polda Metro Jaya untuk memberikan keterangan pagi ini pukul 10.00. Antasari tidak mau menanggapi pengumuman pencekalan yang telah menyebutnya sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan berencana.
Dalam keterangannya, Antasari hanya membatasi untuk menanggapi opini yang berkembang di media. Sementara mengenai substansi kasusnya, dia enggan berbicara. "Saya belum tahu apa yang akan dipertanyakan dan materi apa yang ada di sana (Polda Metro Jaya, Red)," kilah pria kelahiran Pangkal Pinang, Bangka 18 Maret 1953 itu.
Antasari tidak ingin pernyataan-pernyataannya mengganggu proses hukum yang dilakukan penyidik Polri. "Saya tidak mau mengganggu dengan kalimat-kalimat saya," katanya. Dia hanya menegaskan akan memenuhi panggilan penyidik pagi ini.
Terkait dengan pemberitaan di media, Antasari dengan tegas membantahnya. "Semuanya itu tidak benar," tegasnya. Kalimat itu diulangi Antasari hingga dua kali. Namun dia tidak menguraikan lebih detil. "Ada saatnya nanti proses yang akan melihat itu," sambung mantan direktur Penuntutan pada Jaksa Agung Muda Pidana Umum Kejagung itu.
Antasari juga mengaku telah mengajukan cuti kepada empat komisioner KPK yang menjadi wakil ketua KPK. Alasannya, sebagai pejabat negara dia harus memberikan contoh sesuai dengan ketentuan ketika menghadapi suatu kasus. Pernyataan Antasari ini sejalan dengan keterangan dari empat komisioner (1/5) malam.
Ketika itu, Wakil Ketua KPK Chandra M. Hamzah menyatakan, pelaksana harian tugas-tugas di KPK akan dipegang oleh empat pimpinan KPK. "Pak Antasari akan lebih fokus menghadapi persoalan beliau," ujar Chandra. Antasari juga tidak lagi dilibatkan dalam pengambilan keputusan di komisi.
Antasari meminta, kasus yang kini membelitnya tidak mempengaruhi proses pemberantasan korupsi yang dilakukan KPK. Bahkan juga yang dilakukan oleh kepolisian dan kejaksaan. "Korupsi adalah komitmen untuk diberantas, baik langkah penindakan maupun pencegahan," urai lulusan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya itu.
Keterangan pers itu juga menjadi momentum bagi Antasari untuk menunjukkan kemesraannya bersama sang istri, Ida Laksmiwati. Tidak kurang dua kali dia mencium istri yang telah bersama selama 26 tahun itu. Bisa dimaklumi. Sebab, dugaan keterlibatan Antasari dalam kasus pembunuhan terhadap Nasrudin juga dibumbui hubungan dengan seorang caddy golf bernama Rani Juliani.
Menurut Antasari, istri dan anak-anaknya tegar dalam mencermati dan melihat kasus yang dihadapinya. "Ketegaran istri dan anak-anak saya adalah kekuatan saya," ujar Antasari. Dia juga tidak menduga banyak simpati dan dukungan yang diterimanya.
Ida yang menemani Antasari selama keterangan pers mengaku sudah biasa menghadapi situasi seperti saat ini. "Bapak saya juga seperti suami saya. Jadi keadaan ini adalah keadaan biasa bagi saya," kata Ida yang kemarin mengenakan pakaian panjang warna hitam.
Dia juga mengaku biasa menerima teror. Apalagi sejak Antasari menjabat sebagai ketua KPK. "(Teror) tidak asing bagi saya. Teror adalah makanan saya sehari-hari," kata Ida yang tampak tegar. "Apapun yang terjadi di masyarakat, saya tetap percaya pada suami. Saya masih memercayainya.”kata Ida. (fal/git)