
Palembang, Palembang Pos,-
Pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) hari pertama berjalan lancar. Kemarin siswa yang mengikuti ujian Bahasa Indonesia rata-rata dapat menyelesaikan soal dalam waktu hanya 1,5 jam. Namun, salah satu sekolah yang dipantau Palembang Pos terdapat sedikit masalah yaitu dua eksemplar soal kosong.
Kepala Sekolah SD Negeri 57 Drs Afrida mengatakan, peserta UASBN sebanyak 196 siswa dan satu orang siswa yang tidak hadir tanpa keterangan. Ruangan yang kami siapkan untuk UASBN sebanyak 10 ruang. “Pengawas SD 57 berasal dari pengawas silang murni yaitu SD 58, SD 56, dan SD Indriasari,” ujar Afrida
Tahun ini, kami belum bisa menentukan standar kelulusan minimal, tapi diharapkan meningkat dari tahun lalu yang hanya 5,47.” Saya optimis siswa bisa melebihi standar kelulusan tahun lalu karena kami sudah melaksanakan les sejak awal semester. Selain itu, kami sudah melakukan tri out sehingga siswa sudah mengerti cara menyilang LJUN,” papar Afrida
Ditambahkannya, pada saat pelaksanaan ujian terdapat sedikit masalah karena 2 eksemplar soal yang kosong. Sehingga, setelah sepakat dengan pengawas kami memfotocopi soal yang lain. “Walaupun ada soal cadangan tapi kami tidak mau menggunakannya,” katanya
Kepala Sekolah SD 179 Dra Yuliani menuturkan peserta UASBN berjumlah 111 siswa terbagi menjadi 6 ruangan. “Standar kelulusan tahun lalu sebesar 4,5 dan untuk melebihi standar kelulusan tahun lalu kami sudah melakukan tri out sebanyak 4 kali,” tutur Yuli
Kepala UPTD Kemuning Drs Basyarudin mengatakan kecamatan Kemuning terdiri dari 23 sekolah yaitu 14 SD Negeri dan 9 SD swasta dengan jumlah peserta sebanyak 2194 siswa. Penyelengaraan ujian sebenarnya bertujuan untuk mengeavaluasi keberhasilan guru dalam mengajar. “ Seharusnya setiap sekolah memiliki Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sehingga ada target yang harus dicapai sekolah dalam kegiatan belajar mengajar,” pukasnya
Sementara Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Hatta Wazol saat dikonfirmasi mengenai naskah soal yang difotocopi adalah menyalahi aturan SOP. “Seharusnya kekurangan/kerusakan soal diganti dengan soal cadangan,jangan difotocopi karena setiap sekolah sudah diberi soal cadangan sebanyak 2 persen,” tegasnya
“Bila sudah ada kesepakatan antara pengawas dan kepala sekolah demi kelancaran UASBN masih bisa ditoleransi. Namun, diharapkan hal seperti ini tidak terjadi lagi karena menyalahi SOP,” tandas Hatta (ati)