
RD kesulitan
pilih strategi
PALEMBANG - Sore ini Sriwijaya FC kembali akan melakoni laga lanjutan Indonesia Super League (ISL). Laskar Wong Kito --julukan Sriwijaya FC-- akan menjadi tamu Persitara Jakarta Utara. Untungnya laga tidak dilangsungkan di ’kandang’ Persitara, tapi di tempat netral. Yakni stadion Surajaya, Lamongan.
Nah, laga away di tempat netral ini mestinya bisa dijadikan target bagi pelatih H. Rahmad Darmawan (RD) dan pasukannya untuk mendulang poin absolut (menang). Tapi benarkah Keith Gumbs dkk masih mengejar kemenangan di ISL?
Jawabnya bisa iya bisa tidak. Kenapa? Mengacu pada tiga hasil home terakhir yang ketiga-tiganya hanya menuai hasil imbang (lawan PSM 0-0, lawan Persiba 1-1, dan PKT 1-1), harapan menang jelas tipis. Kalkulasinya, di kandang sendiri saja loyo, apalagi di luar kandang.
Apakah kualitas tim Sriwijaya FC saat ini begitu buruknya sehingga lawan PKT yang berada di jurang degradasi saja tak bisa menang? Jika melihat kualitas tim saat bertanding, jelas Sriwijaya FC saat ini levelnya berada di titik terendah. Tim tak ada gairah dan motivasi untuk menjadi pemenang. Apalagi sebagai sebuah tim double winner.
Tapi jika melihat pemain Sriwijaya FC secara head to head (orang per orang), sebenarnya kualitasnya masih mumpuni. Seharusnya masih bisa mengalahkan siapapun. Baik tandang apalagi kandang. Putaran pertama lalu, main di Makassar saja bisa menang 2-1. Tapi kenapa main di Jakabaring dengan pemain yang sama justru hanya bermain imbang?
Secara tersirat, RD mengakui jika di timnya sedang ada ’masalah’. Tapi masalah tersebut bukan masalah teknis semata yang menjadi tanggungjawabnya. Melainkan ada lain (non teknis) yang berasal dari luar tim (pemain dan pelatih).
Masalah tersebut secara tersirat diungkapkan RD beberapa waktu lalu. ”Saat ini yang kita butuhkan adalah dukungan dari manajemen untuk mengangkat moral tim sehingga kita bisa melewati pertandingan demi pertandingan dengan gairah yang menyala,” kata RD seusai ada penyataan dari manajemen soal evaluasi pemain yang akan dilakukan oleh tim 5.
Menghadapi Persela, RD tetap akan menurunkan pemain terbaiknya dengan target menang. Hanya saja, dengan kondisi timnya seperti sekarang ini, RD jelas akan kesulitan. Dalam kondisi pemainnya ’tidak punya motivasi’, strategi apa pun akan sulit diterapkan.
”Sebelum drawing Piala Copa, kita akan bermain secara maksimal. Termasuk lawan Persitara besok (hari ini, Red). Baru setelah drawing dan lawan kita jelas, kita akan putuskan skala prioritas,” jelas RD.
Saat ini, jika pun ada motivasi dari pemain, adalah motivasi individu untuk ’menjual’ diri. Para pemain lebih termotivasi untuk tampil lebih baik agar cepat laku untuk musim depan. Mereka akan bermain maksimal, sambil menghindar dari kemungkinan terburuk, yakni cedera. Sementara kengototan untuk membela tim mengejar kemenangan, bisa jadi berada di urutan kedua atau malah ketiga dan seterusnya.
Beban RD dan skuadnya akan semakin berat karena Persitara jelas akan bermain lebih ngotot demi terhindar dari degradasi. Menghadapi kengototan lawan, dengan tim yang psikologisnya berada di level rendah, jelas akan sulit. (har)