.jpg)
Rivai, Palembang Pos.-
Puluhan orang pedagang dari pasar tradisional disini, kemarin menggelar aksi protes terhadap hadirnya banyak pasar swalayan dan mall yang dinilai bisa mematikan usaha mereka. Pemprov Sumsel dan Pemkot Palembang didesak untuk memperhatikan pasar tradisional, ketimbang terus memberi izin hadirnya pasar modern.
Demikian ditegaskan juru bicara pedagang tradisional, Arifin, dalam aksi ke Pemprov Sumsel. Menurut Arifin, Pemprov dan Pemkot didesak lebih memperhatikan pasar tradisional disini. “Pasar modern, misalnya Carrefour dan Hypermart dengan modal asing, hadir dengan ruangan yang ber AC dan bagus. Selain itu, harga yang mereka tawarkan juga lebih murah ketimbang pasar tradisional,’’ jelasnya.
Sedangkan pasar tradisional sendiri, menurut Arifin, kondisinya memprihatinkan, kotor, becek, bau ikan, selain harga barang yang dijual lebih mahal. “Jelas masyarakat lebih suka belanja di pasar modern. Kalau begini terus, ditakutkan akan mematikan pasar tradisional,’’ tegasnya.
Arifin minta, pemerintah dapat memperhatikan pasar tradisional, semisal Pasar 16 Ilir dan Pasar Cinde. “Selain itu, perhatikan dan awasi benar persaingan usaha. Agar tak terjadi persaingan usaha tak sehat terhadap pengusaha lokal di pasar tradisional,’’ ujar Arifin.
Usai menyampaikan aspirasinya di Pemprov Sumsel, puluhan pedagang pasar tradisional ini melanjutkan long marc ke Carrefour di Jl Angkatan 45.
Sementara itu terkait aksi demo para pedagang itu, Gubernur Sumsel H Alex Noerdin menilai pasar swalayan disini memang harus dibatasi, dan itu sudah dilakukan saat ini. “Sejalan dengan itu, pasar tradisional harus diperbaiki, Walau tradisional, masih tetap bersih, tidak becek, jorok dan higienis. Soalnya saya lihat di banyak pasar tradisional kadang menyembelih ayam ditempat itu juga, sehingga ditakutkan tidak sehat,’’ papar Alex.
Intinya, menurut Alex, hak rakyat akan dilindungi, tetapi tak bisa sertamerta anti pasar swalayan yang besar. “Pasar swalayan saya rasa sudah cukup di Palembang, tidak boleh masuk sampai ke kecamatan. Jika dibandingkan antara jumlah penduduk dan berapa pasar swalayan yang ideal, saya nilai sudah cukup. Saat ini tinggal lagi pasar tradisional harus diperbaiki,’’ ujar Alex.
Soal disparitas harga antara pasar tradisional dengan pasar modern, Alex menilai seharusnya tidak begitu. “Di pasar tradisional tidak bayar listrik yang mahal, tidak pakai AC, sehingga seharusnya harganya bersaing. Sedangkan pasar swalayan seharusnya lebih mahal, karena banyak pengeluaran untuk karyawan, listrik dan lainnya. Kenapa swalayan bisa lebih murah, ya jangan langsung menuduh faktor dumping,’’ tukas Alex. (war)