.gif)
*Sebagian sekolah tak dapat amplop LJUN
Palembang, Palembang Pos,-
Sebanyak 25.027 siswa SMP/MTs, kemarin mengikuti Ujian Nasional (UN) hari pertama. Seperti pelaksanaan UN tingkat SMA beberapa waktu lalu, isu adanya soal ujian yang bocor masih beredar.
Informasi yang dihimpun Palembang Pos dari sumber yang enggan disebutkan namanya, di salah satu sekolah swasta di Palembang guru-guru diminta datang lebih pagi sebelum pelaksanaan ujian. Guru-guru tersebut diminta menjawab soal-soal. Setelah itu, jawaban diberikan ke siswa, yang juga disuruh datang lebih awal atau melalui SMS.
Selain masih beredarnya isu soal bocor, pelaksanaan UN SMP kemarin sempat terkendala masalah. Ini dikarenakan amplop pengembalian LJUN yang seharusnya disiapkan tidak ada. Oleh karena itu, sekolah terpaksa menyiapkan sendiri amplop pengembalian LJUN. Seperti yang terjadi di MTsN 1 Palembang.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Palembang, Drs H Marwan Hasmen Msi saat memantau UN mengatakan, sejauh ini pelaksanaan ujian masih berjalan lancar. “Sebenarnya kita menginginkan kelulusan 100 perse. Tapi kami berharap itu hasil dari siswa sendiri. Siswa yang mengikuti ujian jangan mencontek,"paparnya.
Sementara Kepala Sekolah MTSN 1 Drs Iman Suryadi mengatakan, hari pertama ujian nasional telah dilakukan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), mulai dari pengambilan soal sampai ujian berlangsung. "Saya mengambil soal di Disdikpora yang kemudian langsung dibawa ke ruang kepala sekolah. Dan untuk membuka koli disaksikan oleh polisi dan peraturan UN sekolah pun sedah berjalan berdasar SOP," ujarnya
Suryadi menambahkan, karena tidak ada amplop pengembalian LJUN, maka pihak sekolah yang menyiapkan amplop pengembalian LJUN. "Saya memberi kode sekolah agar tidak tertukar dengan yang lain," jelasnya.
Sementara Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Hatta Wazol menampik adanya kebocoran soal tersebut. “Itu cuma isu, sampai sekarang tidak ada bukti soal bocor. Kalau ada orang yang datang pagi itu karena ada keperluan. Bukan karena soal bocor. Inspektorat Jakarta juga memastikan tidak ada kebocoran. Mereka sendiri puas dengan pelaksanaan UN,” ungkapnya.
Terkait dengan jawaban via SMS, Hatta menegaskan, agar siswa tidak mempercayainya. “Itu kan tidak benar, nanti kalau diikuti malah menjebak. Jadi, jangan dipercaya,” tegasnya.
Terpisah, Ketua Penyelengara UN Provinsi Hj Evie Diana Erawaty mengaku sudah menerima laporan dari disdikpora tentang kekurangan amplop pengembalian LJUN. "Ini terjadi karena kelalaian dari pihak percetakan, tapi ini bukan suatu hal yang prinsip, kecuali kekurangan LJUN. Yang terpenting amplop pengembalian tersebut ditulis kodenya dan disaksikan oleh TPI dan kepolisian,"tandasnya. (ati)