28 April 2009

Ending buruk di Jakabaring


SFC 1 PKT 1

PALEMBANG - Sriwijaya FC membuat ending (akhir) yang buruk di Stadion Jakabaring. Menjamu PKT Bontang di laga home terakhir Indonesia Super League (ISL) 2008/2009, kemarin sore, tuan rumah kembali hanya mampu bermain imbang 1-1. Sama dengan hasil empat hari lalu ketika di tempat yang sama ditahan Persiba juga dengan skor sama.
Bahkan pada pertandingan yang hanya disaksikan sekitar 1500 penonton itu --rekor jumlah penonton terendah di Jakabaring, hingga babak pertama berakhir, Charis Yulianto dkk tertinggal 0-1 oleh gol Jammes Debbah yang dicetak ketika pertandingan baru berlangsung 11 menit. Keith Gums tampil sebagai penyelamat setelan mencetak gol balasan di menit ke-61.
”Saya tak melihat tim Sriwijaya FC selama 45 menit babak pertama,” kata H. Rahmad Darmawan (RD), pelatih Sriwijaya FC seusai pertandingan.
Pernyataan RD tersebut mengacu pada buruknya kinerja tim double winner ini selama babak pertama berlangsung. Dengan memainkan pola 4-4-2 yang dikombinasikan dengan rotasi pemain, strategi tak berjalan mulus. Misalnya memainkan Syafrudin di full back kiri mengisi posisi Isnan Ali serta menempatkan Nasuha di sayap kanan. Dan selama babak pertama permainan monoton dan sama sekali tidak menarik. Serangan pun tampak tumpul dan mudah dipatahkan.
”Selama babak pertama, determinasi tidak ada. Passing banyak salah. Juga penguasaan bola kurang baik. Beruntung di babak kedua lebih baik dan banyak tercipta peluang,” tambah RD.
Meski hanya menambah satu poin, sedikitnya selama sehari ini, Sriwijaya FC bisa menggusur Persiwa Wamena di posisi runner up. Meski poin sama (50), Laskar Wong Kito --julukan Sriwijaya FC-- unggul dalam produktivitas gol (plus 21), sedang Persiwa hanya plus 12. Namun posisi runner up ini sewaktu-waktu bisa digusur karena Persiwa baru memainkan 26 laga, Sriwijaya FC 28 laga. Bahkan posisi Sriwijaya FC juga terancam digusur Persib dan Persija.
Melihat banyaknya peluang di babak pertama dan kedua, mestinya gawang PKT bisa jebol lebih banyak lagi. Sayang shooting keras Ngon a Djam di menit ke- 25 yang mengarah tepat ke gawang PKT masih berhasil ditepis David Ariyanto, kiper PKT.
Dua menit berikutnya Keith Kayamba Gumbs yang tinggal berhadapan satu lawan satu dengan David, tendangannya masih berhasil dihentikan sang kiper. Kemudian peluang M Nasuha di menit ke-50 hanya mengenai mistar gawang. Juga heading Charis di menit ke-52 lagi-lagi masih diselamatkan tiang gawang.
Dua peluang emas lagi yang gagal berbuah gol didapat Zah Rahan dan Ngon a Djam. Sontekan Zah Rahan memanfaatkan umpan Alamsyah di menit ke-72 masih bisa ditepis Herman Batak, kiper pengganti PKT. Gawang Batak lagi-lagi selamat ketika heading terarah Ngon di menit ke-76 hanya tipis melewati mistar gawang.
Kegagalan Laskar Wong Kito meraih poin maksimal sebenarnya bukan mutlak kesalahan pemain. Sebab sebelum turun ke lapangan, kondisi psikologis pemain kurang bagus. Itu seiring statemen dari menejemen PT SOM (Sriwijaya Optimis Mandiri/pengelola Sriwijaya FC) yang akan melakukan evaluasi dengan membuang sebagian besar pemain.
Beruntung punya pelatih bertanggungjawab seperti RD yang tak mau kegagalan timnya dikait-kaitkan dengan faktor nonteknis di luar lapangan. ”Pemain sudah berusaha maksimal. Mereka tidak bersalah. Saya sebagai pelatih bertanggung jawab atas hasil yang kuramng memuaskan ini,” kata RD tegas ketika disinggung soal pengaruh nonteknis terhadap hasil pertandingan.
Sementara, kubu PKT tampak gembira dengan tambahan satu poin ini. Misi skuadra Fachry Husaini tercapai. Di dua away yang mereka lakoni, justru bisa meraup 4 poin. Sebelum menahan imbang 1-1 Sriwijaya FC, Sabtu (25/4) lalu mereka sukses menghajar PSMS Medan 3-1.
”Hasil yang sangat bagus. Dari awal saya sempat ragu bisa dapat poin atas Sriwijaya. Meski lelah, sebagai tim dengan pemain dengan skill bagus, serangannya masih bagus dan membahayakan," ungkap Fachry. (har)