
PALEMBANG - Fans Sriwijaya FC tampaknya bisa tersenyum lega dan menyongsong kemenangan (lagi) saat menyaksikan laga lawan PSM Makassar, Minggu (29/3) lusa. Pasalnya, pelatih H. Rahmad Darmawan (RD) kemungkinan bakal bisa memainkan formasi terbaiknya. Satu pemain inti yang Rabu (25/3) lalu absen saat menjamu Deltras, Isnan Ali, bisa kembali merumput. Isnan sudah ’menyelesaikan’ hukumannya karena akumulasi kartu. Ini akan menjadikan kuartet lini belakang komplit dan tentu saja solid.
Tak hanya Isnan, lini pertahanan tampaknya semakin komplit dengan kembalinya ikon klub, Ferry Rutinsulu di bawah mistar. Kiper asal Palu ini kemungkinan akan menjadi starter saat Laskar Wong Kito --julukan Sriwijaya FC-- menjamu Ayam Jantan dari Timur --julukan PSM Makassar. Kehadiran Ferry yang sudah hampir pulih 100 persen dari cedera akan menjadikan tim lebih tenang. RD sendiri belum berani menjanjikan bahwa Ferry akan menjadi starter. Sebab hingga kemarin kondisi Ferry masih belum 100 persen. Fokus utama terhadap kondisi Ferry saat ini adalah untuk penyembuhan secara total. Namun demikian, mantan pelatih Persipura dan Persija ini mengisyaratkan bahwa jika kondisinya fit, Ferry bisa manjadi sterter.
”Kita lihat perkembangannya dari hari ke hari Mas. Tapi tadi pagi (kemarin, Red) kondisinya menggembirakan,” kata RD. Artinya ada kemungkinan jadi starter saat menjamu PSM? ”Ya kita lihat saat terakhir. Jika memungkinkan bisa saja Dia (Ferry, Red) starter,” tambah RD yang saat dihubungi melalui HP-nya, tadi malam, sedang mengikuti pengajian di pinggiran kota. Kehadiran Ferry memang sangat berbeda terhadap ketenangan tim. Itu jika dibandingkan dengan Dede yang dimainkan sejak kick off. Meski Dede ’diposisikan’ memiliki kemampuan setara dengan Ferry, namun penonton tak bisa dibohongi. Misalnya soal tangkapan yang kurang lengket, dan dalam hal membaca serangan lawan. Dan yang paling mencolok, Dede ternyata ’tidak bisa’ menendang bola. Baik dari bola mati atau pun bola di tangan. Meski Ferry juga bukan tak punya kelemahan. Misalnya saat mengantisipasi bola crossing.
Jika RD bisa memainkan formasi terbaiknya, hal sebaliknya terjadi pada lawan. Hanafing, pelatih Pasukan Ramang --julukan lain PSM, bakal kehilangan sang kapten tim, yakni Syamsul Caeruddin. Syamsul yang merupakan pemain pilar lini tengah dan salah satu skuad timnas ini harus absen karena akumulasi kartu. Selain Syamsul, Hanafing juga akan kehilangan Djayusman, pemain bertahan karena alasan yang sama. Meski kehilangan Syamsul dan Djayusman, kubu PSM bisa sedikit bernafas lega. Itu karena kembalinya pemain pilar lainnya, Ali Khadafi, yang juga berposisi sebagai gelandang. Khadafi absen ketika PSM ditahan PSMS Medan 2-2 (1-1), Rabu (25/3) lalu karena akumulasi kartu. Bahkan Hanafing juga merasa lebih senang Khadafi absen lawan PSMS dibanding lawan Sriwijaya FC.
Apakah absennya Syamsul akan membuat perjuangan Laskar Wong Kito lebih mudah? Rd tak melihat hal seperti itu (lebih mudah). Sebab PSM diakui sebagai tim yang sudah mapan dengan materi pemain yang bagus. Buktinya adalah hasil imbang lawan PSMS dengan mencetak dua gol. ”Ada atau tidak ada Syamsul, kita tetap harus berjuang keras untuk mendapat poin penuh,” aku RD. Bahkan isyarat perjuangan keras Laskar Wong Kito disampaikan Hanafing. Sebab dalam dua laga away Sumatera kali ini menejemen PSM membebani target 4 poin (menang dari PSMS dan seri dari Sriwijaya FC). Dari target tersebut, Hanafing dan skuadnya baru menggapai 1. Berarti mereka akan memforsir tenaga lawan Sriwijaya FC.
”Jika kemarin dapat 3 poin dari PSMS, beban kita sedikit ringan. Tapi kita baru dapat poin 1 sehingga mau tidak mau kita akan mengejar poin maksimal (menang, Red) lawan Sriwijaya,” ancam Hanafing. Duel antara Sriwijaya FC yang kala itu diarsiteki Suimin Diharjo lawan PSM Makassar ini mengingatkan memori ’buruk’ ke dua tahun lalu. Saat itu final turnamen Sjarnubi Said 2005. Sriwijaya FC lolos ke final setelah menang dari Persikota dan PSM menyisihkan PSS Sleman. Sayang perjuangan Sriwijaya FC di final gagal berbuah gelar. Sriwijaya FC kalah kalah 5-6 lewat adu penalty. Dan kekalahan itu membekas di hati fans Sriwijaya FC yang gagal menggelar pesta yang telanjur sudah disiapkan. Memang, Charis Yulianto dkk telah membayar kegagalan tersebut di Makassar. Pada pertemuan putaran pertama Indonesia Super League (ISL), PSM berhasil dipermalukan 1-2 di depan publiknya. Tapi fans Sriwijaya FC juga ingin menagih ’bunganya’ untuk menggelar pesta di Jakabaring. (har)