
Palembang, Palembang Pos.-
Prestasi seorang pesepakbola tak ada hubungannya dengan nomor punggung. Apalagi naluri mencetak gol seorang goal getter (baca striker). Sama sekali tak ada korelasinya dengan nomor punggung yang dikenakannya. Namun harus diakui bahwa nomor punggung bisa berpengaruh pada kepercayaan diri seorang pemain.
Tidak percaya? Tanya ke striker Sriwijaya FC Budi Sudarsono. ”Gak pede blas nggae nomer limo (tidak percaya diri sama sekali pakai nomor 5),” kata Budi baru-baru ini kepada Palembang Pos.
Ya, sejak bergabung dengan Laskar Wong Kito --julukan Sriwijaya FC-- awal putaran kedua lalu, Budi Sudarsono memang kebagian nomor punggung 5. Nomor yang bukan favoritnya. Sebab nomor favoritnya adalah 13. Tapi nomor tersebut saat Budi datang, sudah menjadi milik Tsimi Jacques Joel.
Secara terang-terangan, dengan memakai nomor yang bukan favoritnya, Budi merasakan tidak punya kepercayaan diri penuh ketika turun ke lapangan. Akibatnya, dia merasa tidak bisa bermain pada level terbaiknya. ”Memang gak ada hubungannya. Tapi kadang perasaan itu (kurang percaya diri, Red) sulit dihindari. Siapa pun kalau tidak pede akan sulit bermain pada level terbaiknya,” aku pemain yang tidak mau bersentuhan langsung --termasuk bersalaman-- dengan wanita yang bukan muhrimnya ini.
Apakah ada faktor magis atau mistik antara nomor 13 dengan dirinya di lapangan? ”Ah da-ada saja. Ya tidaklah. Tapi kalau tidak pede iya,” tampik alumni salah satu pondok pesantren di Kediri ini soal isu mistik tersebut.
Apapun alasannya, sejak berseragam Kuning-kuning, ketajaman Budigol --julukan maut striker kelahiran Kediri tersebut-- seolah sirna. Dari enam kali bermain, Budi baru mencetak satu gol. Torehan yang terhitung minim bagi striker timnas sekelas Budi.
Dituturkan, selama bermain di klub, Budi selalu mengenakan nomor keramatnya itu. Termasuk ketika berada di timnas. Nomor 13 identik dengan Budi. Artinya selama Budi masih bermain, maka nomor tersebut tak akan diberikan ke pemain lain.
Namun Budi juga pernah tidak kebagian nomor favortinya itu. Ketika awal-awal menjadi pemain timnas. ”Waktu itu nomor 13 dipakai Komang (kiper). Tapi Aku belum merasakan apa-apa karena Saya masih junior. Tapi sekarang dengan nomor ini (5), rasanya kurang enjoy di lapangan,” tambah mantan striker Persebaya, Persija, dan Persik Kediri ini serius.
Sebab biasanya, sebelum melakukan kontrak dengan klub barunya, Budi selalu mengkonfirmasi soal nomor punggung. Tapi di Sriwijaya FC, kasusnya sedikit berbeda. Budi yang bergabung di tengah musim dengan status pinjaman, tak bisa leluasa. Terlebih saat bergabung dengan Laskar Wong Kito, Budi bisa dikatakan dalam kondisi ’terdesak’.
Apakah menyesal? Jelas. ”Tapi saya menyesal bukan karena bergabung dengan Sriwijaya FC-nya. Saya menyesal karena Saya merasa belum bisa bermain dalam permainan terbaik Saya untuk klub baru saya,” sesal pemain kelahiran tahun 1982 ini.
Namun penggemar berat buah durian ini bertekat untuk segera memperbaiki performanya untuk membantu Laskar Wong Kito. ”Saya akan berusaha sekuat tenaga agar segera bisa berada di penampilan terbaik. Saya mohon dukungan seluruh fans Sriwijaya FC,” pungkas pemain yang insyaallah wajahnya segera nongol di televisi (dengan kostum Sriwijaya FC) sebagai bintang iklan bersama Keith Jerome Gumbs ini. (har)