18 Juni 2009
September, 543 angkot pakai BBG
35 Ilir, Palembang Pos.-
Program konversi bahan bakar untuk angkutan kota di Palembang, akan diluncurkan pada bulan September nanti. Sedikitnya, 543 angkot di kota ini, telah didaftarkan untuk menerima konverter kit (alat pengalih bahan bakar). Sehingga, ratusan angkot tersebut tidak lagi berbahan bakar premium, tapi sudah memakai bahan bakar gas (BBG). Kemarin, Dinas Perhubungan (Dishub) Palembang, mulai melakukan sosialisasi dan pendataan sopir atau pemilik angkot, untuk menerima konverter kit. Nantinya, data ini akan dikirim ke Departemen Perhubungan (Dephub) RI, di Jakarta.
Kadishub Palembang, H Edi Nursalam SE MsTR menjelaskan, pendataan dan sosialisasi ini adalah tindak lanjut dari telah digelarnya tender tingkat bantuan konverter kit. “Dalam dalam syarat bantuan itu, ada identitas penerima. Karena itu, kita data sekarang dan akan dikirimkan ke pusat,” kata Edi, usai sosialisasi konversi bahan bakar Angkot di Aula Dishub Palembang.
Sesuai dengan petunjuk pusat, lanjut Edi. Data yang diminta dari calon penerima konverter kit gratis adalah kartu identitas (KTP). Selain itu, juga diminta izin trayek dan dokumen kepemilikan kendaraan atau STNK. “Mereka yang didata, angkotnya masih berusia dibawa lima tahun. Namun toleransi bagi kendaraan usia tujuh tahun tetap ada. Karena, tabung konverter kit dapat dipindahkan ke kendaraan lainnya saat kendaraan tersebut tidak boleh beroperasi lagi. Data dikirim paling lambat akhir Juni ini,”terangnya.
Sebanyak 543 angkot yang mendapat konverter kit tersebut, diambil dari lima trayek dalam kota. Yakni Pakjo – Ampera, KM5 – Ampera, Bukit Besar – Ampera, Talang Betutu – Way Hitam, dan RRI – Perumahan Poligon. “Bantuan diberikan, hingga pemasangannya. Jadi nanti ada pihak kontraktor yang datang ke Palembang untuk memasang dan pemilik angkot terima tidak dikenakan biaya,”katanya.
Kepala Bidang (Kabid) Transportasi Jalan dan rel Dishub, Agus Supriyanto menambahkan, bantuan 543 konverter kit tersebut belum mencukupi keseluruhan angkot, yang berjumlah 4.000 unit. Namun, tahun 2010 dan selanjutnya terus diajukan bantuan secara bertahap untuk mendapatkan konverter kit. “Mulai 2010, izin trayek hanya diberikan bagi kendaraan BBG. Nah untuk angkot yang saat ini belum mendapatkan konverter kit, akan diberi toleransi. Tapi saat kendaraan itu akan mengajukan ijin berikutnya harus sudah BBG,”pungkasnya. (ika)