
Jakarta , Palembang Pos.-
Lembaga Riset Informasi (LRI) memastikan Pilpres 2009 akan berlangsung dalam dua putaran. Hasil ini berdasarkan survey LRI yang dilaksanakan 2-5 Juni 2009, memperlihatkan terjadinya perbedaan tipis setiap pasangan yang bertarung dalam Pilpres mendatang.
Demikian terungkap dalam jumpa pers LRI dengan sejumlah wartawan di kafe Gado-gado Goplo, kemarin. Hadir dalam kesempatan tru memberikan keterangan, Direktur LRI Johan O Silalahi, pengamat politik, Efendi Ghazali dan Bima Arya, perwakilan Golkar, Yuddy Chrisnandy, perwakilan Demokrat, Angelina Sondakh, serta perwakilan PDIP, M Sirait.
Dalam rilisnya diketahui pasangan SBY-Boediono hanya memperoleh dukungan sekitar 33,02 persen, beda tipis dengan pasangan JK-Wiranto yang berhasil memperoleh 29,29 persen, terakhir pasangan Megawati-Prabowo meraih 20,09 persen, sementara yang belum menentukan pilihan sebesar 17,56 persen.
LRI melakukan survei tatap muka di 33 propinsi. Jumlah responden sebesar 2.096. Berdasarkan total sampel, estimasi margin error yang diperoleh yaitu sebesar 2,2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Hasil ini sekaligus mementahkan hasil survey yang dikeluarkan Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang memprediksi Pilpres akan dimenangkan pasangan SBY-Boediono dengan suara sekitar 70 persen. Dalam survei ini, responden ditanya akan memilih siapa capres dan cawapres pada Pilpres mendatang.
Johan menegaskan, berdasarkan hasil survei LRI, Pilpres diprediksi kuat berlangsung dua putaran. “Jika ternyata berlangsung hanya satu putaran, maka saya akan menutup LRI karena telah melakukan kesalahan besar melakukan survey. “Hasil Pilpres 2009 akan sulit diprediksi, karena angka swing voters sangat tinggi. Inilah yang tetap misterius, tinggal bagaimana calon menarik suara ini, “ katanya.
Dilanjutkannya, elektabilitas JK-Wiranto meningkat sangat signifikan. Pasangan nomor urut 3 ini bahkan mendominasi pemberitaan dan isu di media massa alhir-akhir ini. Sebaliknya, pasangan SBY-Boediono tertekan dan hanya menangkis isu yang berkembang.
“Penyebabnya karena blunder yang sering dilakukan tim SBY-Boediono, sehingga memberi keuntungan bagi pasangan JK-Wiranto. Salah satunya isu Arab, akibatnya terjadi migrasi politik basis Islam ke JK-Wiranto, yang mengakibatkan perolehan suara kedua kandidat capres ini meningkat drastis,’’ sambungnya. (kie)