
Setelah dibebaskan dari Lapas
JAKARTA - Tiga pekan "menginap" di Lapas Wanita Tangerang, Prita Mulyasari, 32, terpaksa meninggalkan kedua anaknya. Yakni, Khairan Ananta Nugroho, 3, dan Rana Ria Puandita Nugroho, 1,3 bulan. Ibu muda yang dijebloskan ke tahanan karena dinilai melanggar UU No 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) tersebut terpaksa harus mempelajari lagi kosa kata sang anak.
Selama itu pula, Prita kehilangan banyak momen emas kedua anaknya. Bahkan, dia mengaku sampai harus "berguru" kepada pembantunya. "Saya baru dua hari kembali ke rumah. Tapi, banyak kosa kata anak-anak yang saya malah nggak ngerti," katanya saat ditemui JPNN di rumahnya Jalan Kucica III, Bintaro Sektor IX, Tangerang, kemarin (5/6).
Misalnya, hal ini terjadi pada Ananta. "Kuburan, kuburan," ucap anak pertama Prita tersebut sambil menunjuk layar televisi yang terletak di ruang tamu. Bocah lelaki itu menunjuk sekelompok orang di layar televisi yang mengenakan pakaian dan berdandan aneh. Prita pun sempat kaget.
Rupanya, yang dimaksud dengan kuburan adalah grup musik anyar bernama Kuburan. Prita baru tahu, selama tiga minggu dirinya tak ada di rumah, Ananta mulai banyak berubah. "Ternyata, anak saya suka band Kuburan," kata Prita.
Tak hanya itu. Ketika bermain bersama di dalam kamar, pembantu Prita sempat menggoda Ananta. "Lho, kakak kok di pojok terus. Ini mau difoto sama om," ujar sang pembantu. Ananta lantas berdiri. "Nggak kok, nggak mojok. Tega ya," katanya. Prita lagi-lagi tercengang. Dia benar-benar belum pernah mendengar kosa kata itu sebelumnya.
Si kecil Rana tak terkecuali. Sesekali, Prita juga mendengar bocah imut itu mengucapkan beberapa kata yang tak akrab di telinganya. "Tadi, tiba-tiba dia bilang, bunda, bunda, mau jamu," terang lulusan Business Management dari Tafe University, Perth, Australia, itu menirukan.
Rana barangkali tidak benar-benar menawari Prita minum jamu. Dia seperti mengulang-ulang kata yang baru saja dipelajarinya. Tapi, itu cukup membuat Prita khawatir. Apalagi, banyak kosa kata sebetulnya tidak pantas diucapkan anak-anak seusia mereka.
Prita menengarai, selama tiga pekan ditinggalkan ibunya, dua bocah tersebut menonton televisi tanpa terkontrol. "Barangkali mereka sering menonton sinetron, terus meniru kata-katanya," ujarnya dengan dahi berkernyit.
Padahal, selama di rumah, Prita tidak pernah sekali pun lepas mendampingi anak-anaknya saat menonton televisi. Setiap kali menyaksikan tayangan buruk, dia akan selalu mengganti channel. "Dulu, tak ada kata-kata mereka yang aneh-aneh," ujar wanita yang hobi membaca novel tersebut.
Begitu kembali di rumah, Prita pun mengambil kendali pengasuhan anak. Dia coba menghindarkan anak-anaknya dari lagu-lagu dewasa. Sebagai ganti, dia mengajarkan lagu anak-anak yang sesuai dengan usia mereka. Termasuk, membelikan boneka Barney, salah satu karakter dalam film televisi anak-anak yang populer Barney & Friends. Dalam film tersebut, Barney, tyranosaurus rex warna ungu yang menjadi tokoh film, mengajak belajar melalui lagu dan tarian agar anak-anak memiliki sikap yang bersahabat dan optimistis.
Selama tiga minggu di Lapas Wanita Tangerang, Prita mengaku kehilangan banyak momen emas sari anak-anaknya. Misalnya, saat kali pertama bebas dari tahanan Rabu (3/6) lalu, dia melihat Rana sudah bisa berlari-lari. Padahal, sebelum dirinya ditahan, anak bungsunya itu hanya bisa merangkak.
Tak lama kemudian, Ananta keluar dari kamar sambil memeluk boneka Barney. Dia menghampiri ayahnya, Andri Nugroho. "Beli bebek donald, beli bebek donald," rengek Ananta. "Kalau yang ini, saya tahu sejak dulu. Bebek donal itu maksudnya McDonald”s. Soalnya, dia belum bisa melafalkannya. Tahunya ya bebek donald," ujar Prita lalu memeluk Ananta. (fal)