04 Juni 2009

Palembang, kota gas di Indonesia


DL Daun, Palembang Pos.-
Potensi besar gas bumi yang dimiliki Sumse, ke depan dapat dinikmati oleh seluruh warga Palembang. Pasalnya pemerintah pusat telah menjadikan Palembang sebagai pilot project gas kota. Sehingga tak berlebihan, jika Palembang disebut sebagai kota gas pertama di Indonesia.
Sebagai langkah awal untuk mewujudkan program gas kota, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Purnomo Yusiantoro beserta Dirjen Migas Evita Herawati Legowo dan rombongan meninjau pengelolaan gas kota senilai Rp 80 miliar yang menggunakan dana APBN di Kelurahan Lorok pakjo dan Siring Agung, kemarin.
Dalam kesempatan itu, Dirjen Migas Evita Herawati Legowo menegaskan bahwa latar belakang membangun gas kota disini yakni adanya target pemerintah di tahun 2025 harus mengurangi sebanyak mungkin minyak bumi dengan gas bumi, baik untuk rumah tangga, industri dan listrik.
“Pemerintah punya program difersifikasi energi baik sektor rumah tangga dan lain. Rumah tangga akan menggunakan elpiji dan gas kota yang dimulai di Palembang, batubara dan biofuel. Pusat sudah punya road map pembangnan jaringan gas. Kota yang dipilih punya gas dan infrasktrukturnya memungkinkan. Pilihan pertama di Palembang dan Surabaya,’’ tegas Evita.
Sedang Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro mengatakan bahwa dipilihnya gas kota untuk substitusi minyak tanah karena lebih murah, lebih bersih dan lebih aman. Palembang, lanjut Purnomo, ditarget bertahap membangun gas kota yang didanai APBN. “Tapi tidak menutup kemungkinan pihak swasta, maupun BUMD ikut serta membangun gas kota,’’ ujar Purnomo.
Terkait ditetapkannya Palembang sebagai kota gas pertama di Indonesia, Gubernur Sumsel H Alex Noerdin menegaskan Palembang dinilai tepat karena lebih banyak sambungan pipa gas dan gas tak bemasalah. “Untuk itu kami mohon sambungannya diperbanyak, karena gasnya disini memang banyak. Singapura terang karena gas Sumsel dan gas itu juga akan masuk ke Jawa dan Bali. Padahal industri di Sumsel kekurangan gas. Jalan keluarnya kami mengambil gas dari batubara. Potensinya sangat banyak di Sumsel,’’ kata Alex.
Sedang Wali Kota Palembang, Ir H Eddy Santana Putra MM mengatakan akan tetap mematuhi aturan yang berlaku dalam hal pengelolaan gas kota ke depan. “Kita tetap akan mengikutsertakan BUMD PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J) untuk mengikuti tender seperti yang dipersyaratkan. Karena seharusnya perusahaan daerah dapat diikut sertakan sebagai operator, dengan harapan perusahaan daerah itu memiliki pengalaman,’’ tegasnya.
Eddy juga meminta kebijakan pemerintah pusat terhadap pilot projek gas kota itu dapat terus berkelanjutan. Pasalnya Sumsel sebagai penghasil gas, namun khususnya di Palembang jumlah kepala keluarga (KK) yang baru menikmati gas kota ini 1,5 persen dari 322.000 KK. (war)