01 Juni 2009

Laga krusial di Kanjuruhan


PSMS v Sriwijaya FC
Antv, pukul 19.00 WIB

PALEMBANG - PSMS Medan di ambang degdarasi. Tim berjuluk Ayam Kinantan ini berada di urutan ke-15 atau hanya satu strip di atas batas zona merah dengan poin 28. Justru saat di posisi terancam, Ayam Kinantan menyisakan tiga laga melawan tim papan atas. Yakni Sriwijaya FC, Persiwa, dan Persipura.
Tim besutan Rudy Keltjes ini akan mulai perjuangan menghindari degrasi malam nanti melawan Sriwijaya FC di Stadion Kanjuruhan, Malang. Hanya untungnya, meski yang dihadapi tiga tim papan atas, dua diantaranya sudah tak punya kepentingan apa-apa.
Persipura sudah pasti juara apa pun hasil mereka di laga sisa. Sriwijaya FC juga sudah tak punya target di Indonesia Super League (ISL) karena posisi runner up (jatah ke Liga Champions Asia) sudah tak mungkin dikejar. Praktis lawan PSMS sebenarnya hanya Persiwa Wamena yang masih berebut runner up dengan Persib Bandung.
Sriwijaya FC sendiri, selain sudah tak ada target, besar kemungkinan akan mengatur tenaga untuk fokus di Piala Copa Indonesia. Bahkan ada kekhawatiran yang disampaikan kubu Deltras sebagai pesaing PSMS di papan bawah, akan ada konspirasi sesama tim Sumatera. Karena bisa jadi Laskar Wong Kito akan tidak rela jika PSMS yang notabene satu-satunya teman asal Sumatera di ISL terdegradasi. PSMS sendiri juga diakui sebagai saudara tua bagi Sriwijaya FC.
Benarkah? Jelas tidak. Hal tersebut ditegaskan pelatih Sriwijaya FC H. Rahmad Darmawan (RD). ”Kita tetap akan main optimal di semua laga tersisa. Ada atau pun tidak ada target, kita akan maksimal terlepas siapa pemain yang akan Saya turunkan,” kata RD.
Namun terlepas dari adanya sinyalemen ’Andalas connection’ pada laga yang akan disiarkan langsung ANTV mulai pukul 19.00 WIB itu, RD tak bisa menurunkan tim terbaiknya. Laskar Wong Kito tak bisa turun full team. Skuad RD bakal pincang di lini pertahanan. Dua pilar di lini ini absen karena akumulasi kartu. Ambrizal absen 2 laga akibat kartu merah di Lamongan dan Tsimi Jacques terkena akumulasi kartu kuning.
Nah, rapuhnya lini pertahanan inilah yang dikhawatirkan akan menjadi petaka bagi Laskar Wong Kito. Akibat absennya dua pilar tersebut, RD tampaknya juga harus merobah pola dan strategi permainan. Pola pakem 4-4-2 akan berubah manjdi 3-5-2 akibat absennya Tsimi dan Ambrizal.
Tapi sebaliknya bagi PSMS, ini bisa diartikan sebagai berkah. Sebab tugas Costas dan Zada untuk menembus pertahanan Ferry sedikit lebih ringan. Meski lini belakang PSMS juga tak kalah rapuhnya akibat absennya Edi Sibung di jantung pertahanan. Juga di sayap, Keltjes juga bakal kehilangan Oktavianus ’Okto’ Maniani yang eksplosif.
Absennya Okto tidak begitu membuat Rudi pening. Sebaliknya, absennya Edi Sibung baru dianggapnya masalah. Hal itu dikarenakan Keltjes sudah menyiapkan tiga pelapis bagi Okto, yakni Ruben Sanadi, Andika Yudistira dan Mitchel Nere.
Masalah justru datang dari lini belakang. Absennya Edi Sibung praktis membuat PSMS tak punya cadangan di lini belakang. Mauro Pinto yang diharapkan mampu menggalang kesolidan di depan Markus, ternyata tak memberikan konstribusi yang jelas bagi tim. Terlebih pemain asal Brazil itu saat ini kembali cedera.
Dengan absennya Edi Sibung, sisi kanan pertahanan PSMS kemungkinan akan dilapis oleh Fadli Hariri. Di tengah, Aun Carbiny dan Reswandi menjadi pilihan. Sedangkan di sisi kiri, nama Rachmadani seolah tak tergantikan. Nah, masalahnya siapa yang akan melapis seandainya terjadi sesuatu?
Dalam kondisi tersebut, Esteban Guillen --kapten tim-- disebut-sebut bakal ditarik lebih ke dalam untuk memperkuat pertahanan. ”Menghadapi Sriwijaya, tentu kita harus waspada dalam bertahan. Sebab mereka punya segudang pemain berkarakter menyerang. Untuk itu, Esteban mungkin saja kita posisikan di belakang agar lebih bertahan,” terang mantan pelatih Persijap, Persipura dan Persebaya itu. (ful)