
Palembang, Palembang Pos.-
Meski banyak pihak yang meragukan jargon “lebih cepat lebih baik” milik Jusuf Kalla (JK)-Wiranto, namun pasangan itu menegaskan mereka tak ubahnya lokomotif Jepang. Maksudnya, walau melaju sangat kencang, semua penumpangnya selamat. Demikian ditegaskan oleh JK, saat menghadiri dialog dengan ribuan pendukungnya yang memadati GOR Sriwijaya, Kampus, Palembang, kemarin. Menurut JK, pasangan yang diusung Partai Golkar dan Hanura itu tidak ubahnya lokomotif buatan Jepang, yang bisa melaju sangat cepat, tetapi semuanya tetap selamat.
“Lebih cepat, belum tentu berbahaya. Jangan seperti kereta api Indonesia yang berjalan lambat, namun masih banyak yang mengalami kecelakaan. Tetapi kita seperti kereta api yang berada di Jepang yang berjalan sangat cepat, tapi tetap selamat,” tegas JK seraya disambut gemuruh tempuk tangan pada pendukungnya. JK mengemukakan bahwa bangsa Indonesia memiliki kemampuan untuk maju dan besar. Syaratnya, dibutuhkan pemimpin yang kuat, tegas dan mampu bertindak lebih cepat dan lebih baik. “Lebih cepat lebih baik, kalau mampu kenapa harus lambat," kata Kalla.
Kalla juga menjelaskan bahwa yang dimaksudkan lebih cepat adalah dalam tindakan, dalam program dan dalam mengambil keputusan. JK juga menyatakan bahwa dirinya sangat mendukung program sekolah dan berobat gratis yang dideklarasikan oleh Gubernur Sumsel, H Alex Noerdin. “Saya berterima kasih kepada Gubernur Sumsel, Alex Noerdin yang telah berupaya untuk itu. Karena Alex lah yang paling keras meminta agar semua hal penting untuk Sumsel diputuskan di Palembang, Sumsel. Saya setuju putuskan, dengan cepat untuk Sumsel. Buat apa kita kaya, tapi rakyat tidak bisa menikmati itu,” katanya.
Dengan kepemimpinan yang kuat, JK yakin bangsa Indonesia mampu bersaing dengan bangsa lain seperti China, Malaysia dan Singapura. “Masak kita kalah dengan Malaysia, dan harus menjadi pembantu rumah tangga terus disana,” katanya. Pada kesempatan itu JK juga menjawab beberapa pertanyaan dari berbagai kalangan, mulai dari masalah hubungan negara dan agama, pendidikan, pemekaran dan otonomi daerah, eksitensi pedagang kecil hingga soal kekerasan dalam rumah tangga yang marak diberitakan di infotaiment.
Tentang komitmentnya terhadap Islam, lanjut JK, negara harus memberi layanan untuk orang beragama dengan baik. Sehingga, mayoritas dan minoritas memiliki hak yang sama. “Pemerintah harus menjaga eksitensi semua agama. Kalau ada kegiatan yang berada diluar rukun agama, maka dia tidak termasuk dalam agama itu,” katanya.
Terkait dengan persoalan kekerasan dalam rumah tangga yang sering menimpa perempuan, Kalla mengaku prihatin. Namun dia menilai kalau sekarang kondisinya sudah lebih baik, soalnya perempuan sudah bisa melaporkan kepada aparat bila mendapat perlakukan kasar. “Saya minta para suami untuk tidak melakukan kekerasan pada wanita dan wanitapun berusahalah untuk mencari suami yang cocok dan baik. Untuk kasus Manohara dan Cici Paramida, saya tak bisa memberikan komentar apapun,” katanya.
JK juga berjanji membangun dunia pendidikan, infrastruktur, usaha mikro kecil dan menengah serta membuka lapangan kerja dengan kekuatan dan kemandirian bangsa. Ia berjanji mengurangi pengangguran lebih cepat, dengan cara memberdayakan UKM, dan mengubah kebiasaan mengekspor barang mentah menjadi barang jadi yang mempunyai nilai ekonomi lebih tinggi.
Menanggapi permintaan warga Muara Enim agar moraturium pemekaran dicabut, JK mengatakan kalau pemekaran sah-sah saja dilakukan. Namun, lanjutnya, untuk saat ini sengaja dihentikan dulu, soalnya negeri ini hendak melakukan pesta demokrasi dari pemilu legislatif hingga pemilihan presiden.
“Kalau saat ini masih dilakukan pemekaran, kita semua akan kerepotan, karena harus membentuk KPU yang baru, dan sejumlah persoalan lainnya. Nanti setelah pilpres berlangsung, pemekaran kembali dibuka,” tukasnya.
Sebelumnya, JK yang didampingi istrinya Hj Mufidah Jusuf Kalla dan sejumlah rombongan baik dari pusat maupun Sumsel menyempatkan diri menikmati lezatnya martabak HAR, sembari memandang kemegahan Masjid Agung SMB II, Palembang. Usai menyantap martabak HAR, Jusuf Kalla langsung bersilaturrahmi dengan para pedagang di Pasar tradisional 16 Ilir Palembang. Meskipun mendapat pengawalan lumayan ketat, namun di tempat tersebut JK sempat berdialog santai dengan beberapa pedagang yang ada di sekitar tepian Sungai Musi. (del)