.jpg)
Polda, Palembang Pos.-
Sebagai solidaritasnya terhadap penangkapan terhadap Berry Nahdiyan Furgon dan Erwin Usman, aktivis Eksekutif Nasional Walhi oleh polisi di Manado, kemarin puluhan aktivis Walhi Sumsel dan organisasi pencinta lingkungan lainnya, mendatangi Mapolda Sumsel.
Puluhan aktivis Sumsel itu, menjalankan aksinya didepan Mapolda Sumsel, mulai pukul 11.00 WIB. Dalam aksi yang hanya berlangsung selama 30 menit, massa memprotes aksi brutal yang dilakukan kepolisian Manado, yang melakukan tindakan anarkis dan menangkap aktivis Eksekutif Nasional Walhi tersebut.
Awalnya massa sempat bersitegang dengan polisi, karena ditanyai surat izin dari demo. Namun beberapa aktivis dari Walhi Sumsel menegaskan, aksi mereka sengaja tidak mengajukan izin demo, karena sebagai bentuk protes terhadap pihak kepolisian.
‘’Kami datang sebagai bentuk protes keras kepada polisi, yang memberi tindakan tidak mencerminkan budaya demokrasi, saat penangkapan kedua aktivis Eksekutif Nasional Walhi tersebut. Polisi Manado itu membubar paksa pertemuan nelayan sedunia disana, kemudian menangkap aktivis dan nelayan yang memperjuangkan haknya,” ujar Anwar Sadat, yang merupakan Direktur Eksekutif Walhi Sumsel ini.
Menurut Sadat, yang didampingi Koordinator Aksi Supriadi, pihaknya juga minta jaminan keamanan kepada FKKP, membebaskan kedua teman mereka dan menarik pasukan dari pertemuan FKKP tersebut. “Kami minta pihak kepolisian membebaskan teman-teman kami, serta jangan sampai ada lagi kasus seperti ini terulang. Sebab kami menyampaikan protes ini serentak diseluruh Indonesia. Bahkan, saya pun siap ditangkap, kalau memang alasannya tak punya surat izin demo, karena ini bentuk protes kami kepada polisi,” katanya.
Kabidhumas Polda Sumsel Kombes Pol Drs Abdul Ghafur, saat ditemui wartawan mengatakan bahwa aksi protes yang dilakukan Walhi Sumsel merupakan bentuk ekspresi, dikarenakan kasus ini sedang ditangani Polda setempat. (sam)