01 Mei 2009

JK-Wiranto deklarasi Capres-Cawapres



JAKARTA - Partai Golkar menjungkir-balikkan prediksi pengamat yang menyebutkan calon presidennya bakal seret jodoh. Tadi malam, Ketua Umum Partai Golkar Jusuf Kalla mendeklarasikan diri sebagai calon presiden berpasangan dengan Ketua Umum Partai Hati Nurani Wiranto.
"DPP Partai Golkar dan DPP Partai Hati Nurani Rakyat menyatakan kesepakatan bersama untuk mencalonkan Ketua Umum Partai Golkar Haji Muhammad Jusuf Kalla sebagai calon presiden dan Ketua Umum Partai Golkar Haji Wiranto sebagai calon wakil presiden dalam pemilihan presiden dan wakil presiden 2009," ujar Sekjen Partai Golkar Soemarsono membacakan kesepakatan bersama dua partai di Posko Slipi 2, Jalan Ki Mangunsarkoro, Menteng, Jakarta Pusat, tadi malam (1/5).
Deklarasi JK-Wiranto sebagai calon presiden-wakil presiden dihadiri Ketua Dewan Penasihat Golkar Surya Paloh, sejumlah fungsionaris DPP Partai Golkar dan Hanura, dan seluruh ketua DPD I Partai Golkar dari 33 provinsi.
Dalam sambutannya, Jusuf Kalla mengatakan kemajuan dan kebesaran bangsa membutuhkan kepemimpinan kuat yang mampu menyelesaikan semua masalah dengan demokratis namun efektif. "Kuncinya leadership (kepemimpinan) yang kuat dan tegas. Sesulit apa pun masalah akan mampu kita atasi kalau pemimpinnya tidak ragu-ragu mengambil tindakan yang cepat dan efektif," tegas Kalla.
Penegasan tersebut seakan menyindir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang selama ini kerap dipersepsikan publik sebagai pemimpin yang peragu. Kalla menilai, seorang pedagang dan panglima militer, JK-Wiranto terbiasa menerapkan prinsip efektif dan efisien tanpa keragu-raguan tersebut dalam menjalankan pemerintahan. "Namun, sikap arif tapi tegas untuk kepentingan bangsa dan rakyat itu akan kita pakai dalam civil society dan demokrasi, tidak memakai gaya militerisme," tandasnya.
Dengan berseloroh, Kalla mengatakan karirnya selalu berurutan, tidak melompat-lompat. Dari seorang pegawai biasa, karir bisnisnya melalui level manajer, direktur utama, komisaris utama, hingga pensiun. Begitu pula karir politiknya dimulai dari aktivis mahasiswa, anggota MPR, menteri, menteri koordinator, hingga wapres. "Saya juga telah berkantor di (Jalan) Medan Merdeka Timur (Menteri Perdagangan-Red), Merdeka Barat (Menko Kesra), Merdeka Selatan (Wapres). Hanya satu yang belum (Istana Presiden di Medan Merdeka Utara)," katanya.
Meski dirinya bukan dari etnis Jawa, Kalla menilai keluarganya telah lama menerapkan harmonisasi kesukuan. Pasalnya, istrinya adalah perempuan Padang, dan ketiga anaknya menikah dengan suami-istri dari suku Jawa. "Saya yakin tidak akan ada diskriminasi suku dalam politik di Indonesia, karena orang Jawa bukan suku yang diskriminatif," katanya.
Penegasan yang sama disampaikan Wiranto. Menurut dia, pribadi Jusuf Kalla sangat unik, karena pemimpin sipil yang mampu bertindak cepat-efektif khas militer. "Perdamaian di Maluku dan Aceh itu hasil usaha Pak JK yang cepat-efektif seperti langkah militer. Hanya negara yang cepat bergerak yang mampu mengambil keuntungan dari kompetisi global," tandasnya.
Wiranto yakin Dia akan mampu kompak memimpin negara bersama Jusuf Kalla sesuai porsi masing-masing. "Saya berjanji menjalankan tugas sesuai posisi saya tetap kompak untuk membawa bahtera Indonesia ke masa depan yang lebih baik," tegasnya. Wiranto juga menjelaskan alasan dirinya turun pangkat dari calon presiden Partai Golkar di Pemilu Presiden 2004 menjadi calon wakil presiden. Selain pertimbangan rasional politik partainya gagal mencapai target perolehan suara 10 persen, perjuangan membangun bangsa dapat dilakukan dari posisi wakil presiden dengan pembagian tugas yang baik. (noe)