
SFC v Persibo,
TVOne, 15.30 WIB
PALEMBANG-Sriwijaya FC (SFC) tak perlu lama untuk mengembalikan performa mentalnya. Setelah terjadi konsolidasi internal, tim berjuluk Laskar Wong Kito akhirnya kembali ke trek benar.
Puncaknya, Rabu (20/5) lalu tim asuhan Rahmad Darmawan mengamuk. Raksasa China, Shandong Luneng Taishan dihajar 4-2 pada laga terakhir (ke-6) grup F Liga Champion Asia (LCA).
Kini, tim double winner edisi 2007 lalu mulai beringas. Mereka tidak akan memberi ampun pada Persibo Bojonegoro paga leg pertama babak 8 besar Copa Dji Sam Soe Indonesia (CDSSI) IV di Gelora Sriwijaya Jakabaring (GSJ), besok (28/5). Rencana disiarkan live TVOne pukul 15.30 WIB.
“Saya pikir, anak-anak telah menemukan kembali apa yang selama ini sempat hilang. Saya optimistis, kami akan menang lawan Persibo,” ungkap Rahmad Darmawan, kemarin (26/5).
Charis Yulianto dkk memang berikrar sepakat. Mereka akan “mati-matian” agar trofi kampiun CDSSI IV tetap berada di Palembang. Toh, mereka juga sudah kehilangan tropi kampiun Djarum Indonesia Super League (DISL) yang direbut Persipura Jayapura.
Minus empat pilar, Ngon a Djam (akumulasi), Ambrizal (akumulasi), Budi Sudarsono (akumulasi), dan Toni Sucipto (bergabung dengan timnas U-23), bukan problem bagi pelatih 42 tahun.
Menurutnya, pemain Sriwijaya lainnya justru makin termotivasi. Apalagi, Copa menjadi ajang seleksi jelang musim 2010 mendatang. “Ini kesempatan pemain untuk membuktikan diri bahwa mereka pantas membela Sriwijaya musim depan,” sambung pelatih 42 tahun.
Namun, pria yang meneken kontrak dua musim lagi bersama Sriwijaya, tidak mau meremehkan Persibo. Menurutnya, tim asuhan Sartono Anwar terbukti tangguh. Arema Malang dan Pelita Jaya Jabar, adalah dua contoh raksasa Djarum Indonesia Super League (DISL), yang disingkirkan Persibo.
“Yang pasti, Copa adalah fokus kami satu-satunya (untuk juara). Jadi, kami tidak akan melepasnya begitu saja,” pungkasnya.
Persibo dijuluki pembunuh raksasa (the giant killer). Tim berdiri sejak 2000 ini, tampil luar biasa sepanjang Copa bergulir musim ini. Tak heran, Syamsul Arif dkk dijuluki sebagai the rising stars (debutan paling bersinar).
Perjalanan mereka ke babak 8 besar pun mulus. Lawan Arema, menang agregat tipis 4-3. Kemudian, membantai tim Divisi I PPSM Sakti Magelang dengan agregat telak 9-0. Terakhir, mempermalukan Pelita Jaya Jabar dengan agregat 5-3.
“Kami akan pertahankan julukan itu (The Giant Killer, red). Ambisi menang tentu menjadi nomor satu,” tukas coach Sartono Anwar.
Pelatih kelahiran Semarang, 30 September 1947 tidak keder. Dia sudah menyiapkan siasat khusus. Termasuk tidak ragu menerapkan permainan keras. Toh, komposisi The Rising Stars terbilang bagus.
Mereka juga punya empat asing berbahaya. Yaitu Moris Power Bayour, Varney pas Boakay, Abel Celo, dan Yosefh Amoah. Bahkan, mereka juga punya penyerang lokal paling gemerlap, yaitu Syamsul Arief. Dia adalah top skor sementara di Copa musim ini dengan 8 gol.
“Kami ini tim underdog (tidak diunggulkan). Jadi, kami merasa tidak punya beban. Justru saya pikir, Sriwijaya yang terbebani,” pungkas ayah kandung Nova Arianto (defender Persib Bandung).
Striker Persibo Syamsul Arif, mengaku Persibo punya peluang menang. Apalagi, mereka punya persiapan 2 minggu sebelum ke Palembang. Salah satunya ujicoba lawan Persekaba (Blora), Kamis (21/5) lalu. Hasilnya menang 2-0.
“Semua pemain Sriwijaya berbahaya. Tapi, menurut saya hanya Zah Rahan yang paling dominan. Kami harus mewaspadainya,” tukas Syamsul Arif. (mg2/jpnn)