06 Mei 2009

Antisipasi flu babi, siapkan tes VCR


Rivai, Palembang Pos.-
Sebagai antisipasi penyebaran virus H1N1 penyebab penyakit flu babi, Balai Besar Laboratorium Kesehatan (BBLK) Wilayah Sumsel menyiapkan pemeriksaan laboratorium dengan menggunakan tes Visual Conversion Reaction (VCR). Hasil pemeriksaan dengan sistem akan mengetahui segera apakah pasien positif suspect flu babi atau flu burung atau hasilnya negatif.
Demikian ditegaskan Kepala BBLK Wilayah Sumsel, dr Welly CH, di Pemprov Sumsel, kemarin. Menurut Welly, hasil pengecekan dapat diketahui segera atau minimal membutuhkan waktu sekitar dua jam. Hasil tes VCR itu juga dengan menambah reagen sehingga akan diketahui reaksi adanya virus H5N1 ataupun H1N1. Bahakn diakuinya tingkat akurasi tes itu bisa mencapai 90-99% setelah dilakukan tes VCR sebanyak tiga kali.
Welly menjelaskan, alat VCR dan reagen tersebut untuk wilayah Sumatera hanya dimiliki di dua tempat yakni di Rumah Sakit Islam Sumatera Utara dan di BBLK Sumsel sendiri. Seperti alat reagen bila akan dilakukan pengujian maka reagen akan segera didrop.
”Kita lakukan swap tenggorokan untuk mengetahui kepastian pasien itu mengidap flu babi atau flu burung. Namun, sampai sekarang mudah-mudahan tidak masuk ke Indonesia,” jelas Welly.
Menurutnya, sama halnya penyakit influenza lainnya pengidap penyakit flu burung dan flu babi mengalami pilek, demam dengan naiknya suhu badan serta dalam kadar yang tinggi maka dapat menyebabkan batuk dan sesak nafas yang bisa mengakibatkan kematian.
Didalam pemeriksaan VCR tersebut juga di BBLK disiapkan sejumlah ruangan mulai dari ruang persiapan hingga analisis. Sedangkan ruangan dalam keadaan steril dan harus memakai pakaian khusus masuk kedalamnya.
Selain identifikasi korban, Dinas Peternakan (Disnak) Sumsel juga menyiapkan laboratorium untuk menganalisis sampel ternak yang mengidap virus flu burung atau flu babi. Laboratorium yang berada di Kantor Disnak Sumsel ini dapat mengidentifikasi segera ternak dalam kondisi sakit atau tidak atau mengandung virus mematikan tersebut.
Kepala Disnak Sumsel, Ir Asrillazi mengatakan pihaknya menganggarkan Rp175 juta dari APBD 2009 untuk pengadaaan peralatan laboratorium ternak di Disnak tersebut. Untuk itu diperlukan kelengkapan alat-alat laboratorium sehingga mempermudah pekerjaa.
Meskipun begitu, sample ternak yang diperiksa, bila dalam jumlah banyak tidak bisa semua dilakukan di labor disnak namun masih menyampaikan ke Balai Laboratorium ternak sebagai koordinator di Bandar Lampung. “Kalau ada 10 kasus yang masuk mungkin delapan yang dapat kita periksa. Sisanya ke labor khusus Bandar Lampung,”tukas nya. (war)