
KEBIASAAN Mang Juhai suka tripingan di tempat hiburan malam berbuah kekecewaan. Seumur hidup baru sekali ini ia tertipu dengan pil gedek-gedek yang dibelinya. Karuan saja raja bawah perut ini mencak-mencak, karena duit yang dibeli dari hasil berhutang. Nah, apa yang terjadi? Simak selengkapnya!
Lama tidak jogging malam, Mang Juhai kangen juga dengan kehidupan dunia gemerlap. Terlebih sore kemarin ada cewek kenalannya nelpon kepingin ngajak dugem. Namanya saja Mang Juhai, bawakan ketemu yayang, tak mau berlama-lama di rumah. “Nak mati pegilah buntu. Urusan kagek ngejokenyo, penting ketemu dulu dengan mama mudo,” gumamnya kesenangan.
Bawakan senang, malam itu ia menjemput cewek kenalannya bernama Monic. “Ai laen penjinggokan malem ini Kak Juhai. Berseri-seri, boleh rezeki caknyo,” sapa ceweknya. “Ai dek, kakak ni buntu. Cuman kapan makan samo minum, keciklah itu urusan,” ujarnya ringan.
Singkat cerita malam itu Mang Juhai mengajak ceweknya ke tempat hiburan malam langganannya. Sampai disana, rupanya sudah duluan datang Mang Oding. Mengira Mang Juhai hendak hepi, Mang Oding mengujunginya. “Kando ado barang bagus. Kencang nian, idak melayang. Pokoknyo dijamin bagus,” rayu Mang Oding. Mendengar omongan itu, Mang Juhai terpancing juga. Soalnya sudah lama dia tidak tripingan.
“Nak mati pegi kau ngomong bagus Ding. Aku ni buntu, idak nak on,” kata Mang Juhai. Karena sudah terlanjur membawa cewek, Mang Juhai mencari jalan agar bisa hepi. “Ding kau carike pinjeman cak Rp 1,5 juta. Besok kubalekke, jam satu siang,” bisiknya. Entah dari mana dapatnya, malam itu ia jadi juga hiburan.
Setengah jam berlalu, Mang Juhai belum merasa ada tanda-tanda akan goyang. “Ai ngapo lum kencang. Apo lambat naek bae,” gumamnya. Sejam kemudian, ia belum juga merasakan ada perubahan. “Ai Ding, tumburke dengan spritus dulu. Kalo nian barang ini nak dipancing dulu,” kata Mang Juhai.
Setelah minuman dibeli 2 set, Mang Juhai langsung menegoknya. Apa lacur, rupanya obat yang dibeli tidak ada reaksi. “Ai isi ulang ubat ini. Mbudike kito budak itu,” gerutunya. Singkat cerita malam itu Mang Juhai memutuskan pulang. “Nian dak kubayar duit pinjaman itu Ding. Ai tebudi gajah kito, berani nian uwong itu dengan kito,” gerutunya. Aduke plisi mang…! (don)