
*Tetap jadi Capres PDIP
JAKARTA- Merapatnya tiga orang calon presiden (capres) seperti Jusuf Kalla (JK), Prabowo Subianto, dan Wiranto ke Megawati Soekarnoputri beberapa hari yang lalu, tidak membuat putri proklamator itu turun tahta dan merelakan posisi capres menjadi calon wakil presiden (cawapres). Sebab dalam Rakernas V PDIP yang digelar kemarin, nama Mega kembali tak terbedung sebagai capres PDIP.
Demikian ditegaskan Ketua Panitia Acara Rakernas V PDIP di Kantor DPP PDIP, Tjahjo Kumolo, kemarin. Menurut Tjahjo, sampai detik ini Mega masih menjadi Capres PDIP. Megawati menjadi capres atas keputusan Rakernas.
Terkait pertemuan Mega semalam dengan Jusuf Kalla yang juga adalah Ketua Umum Partai Golkar, Tjahjo mengatakan PDIP dan Golkar belum memutuskan untuk berkoalisi. Berhembus isu, ngambangnya pertemuan semalam karena JK dan Megawati sama-sama tidak mau mengalah untuk memutuskan siapa capres dan siapa cawapresnya.
"Kita menghargai capres Golkar, tapi Golkar juga harus menghargai PDIP. Sampai saat ini belum ada sinyal untuk koalisi," terangnya. Tjahjo menambahkan, PDIP tidak punya plan B. “Untuk mencari mitra koalisi seperti mencari suami atau isteri dan tentu banyak pertimbangan seperti bibit, bebet, dan bobotnya," katanya
Sementara itu dalam Rakernas PDIP, Mega mendapat mandat untuk terus melakukan komunikasi politik untuk menjaring calon pendampingnya. "Rakernas menegaskan untuk memenangkan hati rakyat pada pemilu presiden dengan calon presiden dari PDIP, sebagai salah satu jalan ideal untuk menata kemakmuran Indonesia," kata Sekjen PDIP Pramono Anung usai Rakernas.
Selain itu, lanjut Pramono, Rakernas PDIP juga menilai proses dan prosedur demokratisasi di Indonesia saat ini telah menyimpang dari nilai-nilai luhur dan kebenaran, serta keadilan seperti yang diamanatkan UUD 1945. “Hal itu ditandai buruknya kinerja penyelenggara pemilu legislatif, seperti banyaknya warga negara yang kehilangan hak pilihnya, surat suara yang tertukar dan persiapan yang minim," ujar Pramono. (lam)