26 April 2009

Cawapres SBY mengambang lagi



JAKARTA - Parpol-parpol besar tampaknya sangat berhati-hati dalam melangkah. Partai Demokrat, Partai Golkar, dan PDIP yang sudah menggelar rapat pimpinan nasional sama-sama belum berani memutuskan pasangan capres-cawapres definitif.
Rapimnas II Partai Demokrat yang kemarin digelar di Arena Jakarta International Expo (PRJ) Kemayoran, juga belum berani memutuskan cawapres yang akan mendampingi SBY dalam pilpres nanti. Rupanya SBY dan Partai Demokrat tidak ingin strateginya terbaca oleh lawan-lawan politiknya.
Dalam Rapimnas II Partai Demokrat dihasilkan keputusan nomor: 01- rapimnas II/IV/2009. Isinya menetapkan SBY sebagai calon presiden. "Rapimnas memberi mandat kepada SBY untuk menentukan sendiri cawapresnya," kata Ketua Umum DPP Partai Demokrat Hadi Utomo.
Sebelumnya, Rapimnasus Partai Golkar, 23 April lalu, juga hanya memutuskan Jusuf Kalla sebagai capres. Sedangkan cawapresnya belum diputuskan. Kalla masih sibuk melakukan lobi politik dengan Wiranto, Prabowo Subianto, dan Megawati Soekarnoputri.
Begitu juga Rakernas PDIP, 25 April, hanya menetapkan Megawati Soekarnoputri sebagai capres. Soal cawapres diserahkan kepada Megawati. Namun masukan dari DPD-DPD, mayoritas mengusulkan nama Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. Nama Sri Sultan Hamengku Buwono X juga sempat masuk.
SBY sendiri kemarin menyatakan bersyukur dan berterima kasih atas pencalonan dirinya sebagai capres Partai Demokrat. "Dengan penuh tanggung jawab akan saya jalankan amanah ini. Jika Insya Allah terpilih lagi saya lanjutkan tugas memajukan dan mensejahterakan kehidupan rakyat Indonesia," kata saat pidato penutupan Rapimnas II kemarin.
SBY juga meminta bantuan dan dukungan dari semua kader Partai Demokrat untuk berjuang dalam pilpres nanti. "Mari berjuang dengan cara berbudaya, bersih, cerdeas, beretika, dan santun," katanya. "Kompetisi secara terhormat, sehat, dan ksatria," sambungnya.
Dalam rapimnas kemarin tampak sekali bahwa partai demokrat sangat bergantung kepada SBY. Para pengurus tidak ingin membuat SBY kecewa. Segala sesuatunya diatur dengan detail agar terlihat sempurna di depan SBY. Termasuk dalam urusan tepuk tangan dan yel-yel, Sekjen DPp Partai Demokrat Marzukie Ali harus membriefing peserta rapimnas sebelum acara dimulai. "Yang berhak mengawali tepuk tangan adalah yang duduk di barisan depan, yakni para pengurus DPP," kata Marzukie Ali saat gladi resik pembukaan rapimnas kemarin,
Peserta dilarang bertepuk tangan jika tidak dikomando oleh pengurus DPP yang duduk di deretan paling depan. "Kalau yang duduk di depan tepuk tangan, yang belakang otomatis harus tepuk tangan," sambung Marzuki.
Selain melarang tepuk tangan sembarangan, Marzuki juga melarang peserta meneriakkan yel-yel Partai Demokrat selama rapimnas berlangsung. "Tunjukkan Partai Demokrat partai yang teratur. Punya budaya bersih, cerdas, dan santun," kata Marzuki.
Dan sekitar 500 peserta rapimnas benar-benar tunduk pada DPP. Selama acara berlangsung tak ada satupun yang meneriakkan yel-yel. Mereka juga tidak berani bertepuk tangan jika barisan paling depan belum mulai bertepuk tangan.

*SBY kantongi 19 nama
Rapimnas II Partai Demokrat tidak sekadar urung menetapkan cawapres. Tapi justru semakin mengambangkan nama-nama yang sempat mengerucut sebagai kandidat kuat cawapres SBY. Bahkan kandidat cawapres Partai Demokrat makin banyak jumlahnya. "Saya kebanjiran usulan cawapres. Ribuan SMS dating, baik dari parpol maupun naonparpol. Jumlahnya ada 19 orang (cawapres)," kata SBY saat membuka Rapimnas II Partai Demokrat di Hall B Arena Jakarta International Expo, Kemayoran, kemarin (26/4).
Bagi SBY, semua nama yang diusulkan menjadi cawapres adalah tokoh-tokoh yang baik. SBY pun merasa bersyukur dengan banyaknya usulan tersebut. "Justru akan memudahkan saya dalam memilih cawapres yang tepat," kata ketua dewan Pembina partai demokrat itu.
Menurut SBY, banyak diantara 19 nama tersebut yang memenuhi lima criteria cawapres yang pernah disampaikannya. Yakni memiliki integritas, kapasitas, loyalitas, aksepbilitas, dan membawa kebaikan bagi koalisi. "Chemistry-nya harus cocok. Jangan seperti minyak dengan air," katanya.(tom/dyn)