09 April 2009
Banyak kekacauan di Pileg Sumsel
Golput bisa 30 persen
Palembang, Palembang Pos.-
Harapan masyarakat khususnya warga Sumsel agar pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg) 2009 berjalan lancar tanpa kendala yang sangat berarti, nampaknya jauh dari kenyataan. Pasalnya pelaksanaan Pileg yang mulai serentak, kemarin masih menyisakan banyak kekacauan di sejumlah tempat.
Paling tidak kenyataan ini terlihat dari pantauan Palembang Pos, di sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) di wilayah kabupaten/kota se Sumsel. Seperti di Kota Palembang misalnya, banyak ditemui persoalan mulai dari masalah Daftar Pemilih Tetap (DPT), pengadaan atau penempelan Daftar Calon Tetap (DCT) di TPS.
Selain itu surat suara rusak, persoalan distribusi logistik baik surat suara maupun penunjang yang belum tepat atau tertukar, sampai terjadinya perubahan daftar calon dalam surat suara. Beberapa hasil pantauan seperti di Kelurahan Sentosa, Kecamatan Seberang Ulu (SU) II, setidaknya, 324 surat suara basah terkena banjir karena hujan deras.
Akibatnya Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) kerepotan. Namun meskipun sebagian surat suara ini rusak, proses pemungutan suara tetap berlangsung. Rinciannya di TPS 04, jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) 446, surat suara yang tersedia 455. Namun dari jumlah itu, 124 surat suara untuk DPRD Provinsi Sumsel rusak terendam air.
Sementara di TPS 16, kerusakan lebih banyak lagi, untuk DPR RI 25 surat suara basah, ditambah 175 surat suara Provinsi Sumsel yang juga basah. Selain itu juga ditemukan kesalahan penempatan surat suara juga terjadi di Kecamatan Sako tepatnya di TPS 13. Di sini, surat suara untuk dapil Sumsel 2 (Musi Banyuasin dan Banyuasin ), ternyata malah nyasar di TPS tersebut sebanyak 100 lembar tertukar dengan surat suara DPRD provinsi Sumsel dapil 1 (Kota Palembang).
Persoalan yang hampir sama terjadi di salah satu TPS di Alang-Alang Lebar. Dari pantauan di sini, ternyata formulir rekap model C2 malah belum diterima sehingga sempat menghambat proses perhitungan suara. Kondisi tersebut belum ditambah dengan persoalan DPT yang masih banyak warga belum terdaftar jelang Pileg hingga hari H.
Contohnya di Kelurahan Lorok Pakjo sebanyak 93 warga ternyata tak terdaftar dalam DPT tepatnya di RT 37/11. Selain masalah yang sama juga terjadi di TPS 32 di Kompleks TVRI, Kampus Palembang. Di sini, ditemukan 4 orang warga yang sudah meninggal dunia masih terdaftar di DPT.
Bukan itu saja, di TPS ini juga ditemukan sekitar 50 orang nama pemilih ganda. Sehingga, jumlah DPT di TPS tempat Wakil Wali Kota Palembang H Romi Herton SH MH dan istrinya Hj Masyitoh mencontreng ini mencapai 262 orang.
Sementara di TPS 13 Sukamaju Kecamatan Sako, surat suara DPRD Provinsi Sumsel 1 (Kota Palembang) tertukar dengan surat suara dari Dapil Sumsel 2 (Muba dan Banyuasin). Menurut anggota PPK Sako MH Thamrin, surat suara yang tertukar mencapai 100 buah. Untuk di daerah kabupaten/kota lainnya, kondisi tetap serupa.
Misalnya seperti di Lubuklinggau ditemukan banyak kendala, seperti beberapa surat suara saat yang sudah tercontreng atas nama salah satu caleg salah satu partai lama, TPS I, Jalan Nangka, Kelurahan Megang. Selain itu, ditemukan tertukarnya ratusan surat suara untuk DPRD Kabupaten Musi Rawas, yang masuk ke TPS di Dapil I dan Dapil II Kota Lubuklinggau.
Terkait persoalan tersebut, Ketua KPUD Sumsel, Anissatul Mardiyah S Ag, saat dikonfirmasi melalui via ponselnya, tadi malam mengaku, pihaknya tidak menutup mata terhadap kendala-kendala yang terjadi dalam proses pemungutan suara Pileg ini. “Namun kekurangan-kekurangan tersebut, tidak berpengaruh besar karena hanya terjadi di sejumlah TPS. Namun ini akan jadi evaluasi kita kedepan terutama dalam menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang,” ujarnya singkat saat dihubungi via ponselnya. (rob/don/guh/ika/kie)