
*Kapolda Sumsel beri penghargaan
Palembang, Palembang Pos.-
Kedua perampok yang tewas akibat ditabrak mobil korban pada Jumat (20/3) di Komplek Bukit Sejahtera, Polygon, yakni Rahmat Hidayat (31), warga Jalan May Zen, Lorong Sukawana, RT 12/03, Kelurahan Sei Selincah dan Joko Saryono (38), warga Jalan Mayor Zen, Lorong Melati, RT 022/004, Sei Selincah, Kalidoni, merupakan target operasi (TO) lama kepolisian disini. Keduanya, masuk dalam komplotan Sungai Batang.
Kedua tersangka diduga sudah beberapa kali melakukan aksi perampokan diwilayah Palembang. Diantaranya, perampokan isteri Pamen Polisi di Jalan Letda A Rozak, depan RM Charli, Kecamatan Kalidoni beberapa hari lalu, tiga kali merampok tauke karet di Jalan Tanjung Api Api, kawasan Gasing dan perempatan Bandara SMB II, Kecamatan Sukarami.
Untuk aksi perampokan toke karet, termasuk yang korbannya mengalami kerugian sebesar Rp 68 juta, semuanya terjadi pada 2008 lalu. Semuanya itu diungkapkan Kapoltabes Palembang Kombes Pol Drs Luki Hermawan Msi, didampingi Kasatreskrim Kompol Kristovo Arianto Sik dan Wakasatreskrim AKP FX Irwan Arianto Sik, ketika ditemui wartawan, kemarin.
''Hasil penyidikan intensif kita, ditemukan dua paku yang biasa mereka gunakan untuk menggembos ban kendaraan calon korbannya. Untuk senpinya sedang dicek di Labfor, lima peluru sudah ditembakkan dan hanya tertinggal satu peluru saja. Namun, bisa saja peluru-peluru itu, sudah ditembakkan tersangka di TKP lainnya, selain di Polygon. Makanya, kita juga akan berkoordinasi dengan Satwil lain," ujar Luki.
Menurut Luki, kedua tersangka ini dipastikan merupakan komplotan perampok Sungai Batang, karena setelah diselidiki, tiga temannya yang sudah ditangkap Polsekta Sukarami tahun lalu. ''Ketiga komplotannya ini Nian, Syahrudin yang mantan anggota TNI dan Yanto. Dari ketiganya itu, diketahui kalau komplotan mereka berenam. Selain mereka bertiga, ada kedua tersangka dan satu orang lagi yang masih DPO dan tidak mereka ketahui namanya, karena merupakan teman Rahmat dan Joko," jelasnya.
Dipastikannya komplokan kedua perampok naas itu, menurut Luki, sebab pihaknya selain mendapatkan keterangan ketiga teman tersangka, juga dari keterangan para saksi. ''Para saksi juga menyatakan kalau ciri-ciri sepeda motor yang digunakan para pelaku, dari beberapa kasus perampokan itu mirip, yakni sama-sama memakai plat Nopol palsu seperti plat Nopol mobil. Terakhir, kita sempat mendatangi kediaman tersangka Hidayat," sambungnya.
Dikediaman tersangka Rahmat, lanjut Luki, pihaknya menemukan sedikit kepastian kalau tersangka termasuk salah satu perampok isteri Pamen Polisi dikawasan Kedamaian, beberapa hari lalu. ''Soalnya, saat kita cek dengan GPS, sempat ditemukan signal blackberry milik isteri Pamen yang hilang tersebut, disekitar kediaman tersangka Rahmat. Hanya saja, Blackberry tersebut tidak berhasil kita temukan, karena tidak diketahui pasti dimana keberadaannya," lanjutnya.
#Senpi diduga milik Pamen
Sementara itu ada dugaan kalau senpi SMW organic jenis revolver dengan nomor register BNK 79XX itu, milik seorang Perwira Menengah (Pamen) Polri berpangkat Kompol. Hanya saja, informasi tersebut belum bisa dipastikan kebenarannya, karena belum ada narasumber resmi dari kepolisian.
''Yang jelas, itu memang standar Polri," jelas Kapoltabes Palembang Kombes Pol Drs Luki Hermawan Msi, didampingi Kasatreskrim Kompol Kristovo Arianto Sik dan Wakasatreskrim AKP FX Irwan Arianto Sik, kepada wartawan kemarin. Dikatakan Luki, pihaknya membenarkan nomor register senpi tersebut dan sedang melakukan penyelidikan. ''Kita melakukan pengecekan ke Polda Sumsel, Poltabes Palembang, Polres Ogan Ilir, Polres Prabumulih dan sebagian Polres-Polres lainnya di Sumsel, semuanya mengaku nomor ini tidak terregister dimereka," kata Luki.
Sementara, Kabidhumas Polda Sumsel Kombes Pol Drs Abdul Ghafur, ketika ditanya wartawan apakah benar senpi yang digunakan kedua tersangka merupakan senpi milik salah satu Pamen Polisi yang hilang beberapa bulan lalu, ia mengaku belum bisa dipastikan hal itu. ''Senpi itu masih kita cek, memang agak mirip dengan senpi Polri. Kalau memang ada dugaan perwira hilang senpi, maka akan kita cek ke Propam, apakah benar hal itu. Tapi, untuk saat ini belum mengarah kesitu," jelas Ghafur.
Informasi yang berhasil dihimpun Palembang Pos, beberapa bulan lalu, seorang Pamen Polisi berpangkat Kompol diketahui kehilangan senpi jenis SMW. Senpi itu sendiri, kabarnya hilang didalam tas, yang kala itu sedang dipegang oleh ajudannya saat Pamen tersebut berangkat dari salah satu daerah di Sumsel menuju Palembang. Hanya saja, tidak diketahui pasti apakah saat keberangkatan itu, Pamen menumpang kereta api atau membawa mobil sendiri.
Akan tetapi, hilangnya senpi milik Pamen itu, tidak pernah dilaporkan ke atasannya atau ke Propam Polda Sumsel. Sehingga bisa jadi pimpinan Polda Sumsel sendiri belum mengetahui, kalau ada Pamen diwilayah hukum Polda Sumsel telah kehilangan senpi. Selain itu, selain kehilangan senpi, Pamen tersebut juga kehilangan tas dan laptop, yang semuanya dimasukkan ke dalam tas beserta senpinya. Kemudian, belum bisa dipastikan apakah senpi Pamen yang hilang itu adalah senpi yang digunakan kedua tersangka saat merampok.
#Reward Kapolda pada Sulaiman
Sebagai bentuk keberaniannya melawan penjahat, maka Sulaiman (36), sopir pribadi, yang berhasil menewaskan kedua perampok bersenpi tersebut, diberikan reward atau penghargaan. Penghargaan itu merupakan bentuk terima kasih polisi terhadap korban yang telah membantu tugas polisi meringkus para pelaku kejahatan.
Piagam penghargaan dari Kapolda Sumsel Irjend Pol Drs Sisno Adiwinoto MM itu, bernomor polisi : SKEP/125/III/2009, tertanggal 20 Maret 2009 dan ditandatangani langsung oleh orang nomor satu di Polda Sumsel tersebut secara langsung. Penyerahan piagam penghargaan dari kepolisian kepada korban berlangsung kemarin, sekitar pukul 10.30 WIB, ditempat korban dirawat di RS RK Charitas.
Kabidhumas Polda Sumsel Kombes Pol Drs Abdul Ghafur, ketika ditemui wartawan usai memberikan penghargaan mengatakan bahwa piagam penghargaan ini diberikan polisi, atas keberanian korban dalam melumpuhkan pelaku kejahatan. ''Kita berjanji akan melindungi korban dan keluarganya. Kalau korban dan keluarga diteror atau diancam pelaku tak dikenal, silahkan melapor langsung ke kita atau menghubungi 112," urai Ghafur. (sam/don)