20 Juni 2009
Satu kaki SFC menapak di final
Persijap 0 Sriwijaya FC 2
PALEMBANG - Laga final Piala Copa Dji Sam Soe 2009 sudah di depan mata Sriwijaya FC. Kemenangan 2-0 (0-0) atas tuan rumah Persijap Jepara pada leg pertama babak semifinal, kemarin sore, seolah tiket partai puncak yang akan digelar di Stadion Jakabaring, Minggu 28 Juni nanti sudah aman di genggaman. Hasil positif itu sekaligus menjaga asa Laskar Wong Kito --julukan Sriwijaya FC-- untuk mempertahankan gelar yang direbutnya musim lalu itu. ”Alhamdulillah anak-anak bisa melaksanakan tugasnya dengan baik. Tapi kita masih punya 90 menit lagi di Jakabaring (leg kedua, Red). Jadi kita tetap harus waspada,” ingat H. Rahmad Darmawan (RD), pelatih Sriwijaya FC, seusai pertandingan kepada skuadnya untuk tidak larut dalam kegembiraan.
Dua gol kemenangan Sriwijaya FC kemarin disumbangkan oleh duet striker asingnya, Ngon a Djam dan Keith Jerome Gumbs. Ngon menjebol gawang Persijap yang dikawal Danang Wihatmoko menit ke-57 dan Gumbs memaksa Danang kembali memungut bola dari jaringnya di depan ribuan publik Stadion Bumi Kartini pada menit kedua injury time. Mengenai sukses Charis dkk, RD memuji spirit dan disiplin anak buahnya di lapangan dalam menerapkan strategi yang diintruksikan. Terutama untuk bertarung dan melakukan pressing sejak lini tengah guna membendung serangan-serangan lawan. ”Kita sukses mengeblok serangan mereka sejak di lini tengah. Gumbs yang lebih banyak beroperasi di tengah juga sangat membantu mematahkan alur serangan lawan,” puji RD.
Selain itu, RD juga mengakui bahwa absennya Pablo Frances cukup berpengaruh terhadap tekanan lawan terhadap lini belakang timnya. Tanpa adanya Pablo, lini depan Persijap seolah kehilangan satu taring. ”Tanpa Pablo mereka tak punya pemain petarung dengan kemampuan finising di depan gawang. Ini yang membedakan keberadaan Pablo bagi Persijap,” tambah RD. Meski berhasil mengeblok serangan lawan, namun RD mengakui bahwa beberapa kali lini pertahanannya sempat bocor dan gawang Ferry terancam. Itu terjadi mulai pertengahan babak kedua. ”Setelah pemain drop, sempat kendor pertahanan di lini tengah. Makanya Saya tarik Obiora dan Saya masukkan Alamsyah, kemudian juga Saya masukkan Budi Sudarsono dan Benben. Hasilnya kan bagus, Gumbs bisa cetak gol lagi,” tambah RD.
Sementara itu, kekalahan ini dirasa sangat menyakitkan bagi kubu Pesijap. Padahal tuan rumah sejak awal sudah mematok kemenangan sebagai harga mati yang harus direalisasikan. Ini tak lepas dari partai leg kedua yang akan digeber di kandang lawan. ”Inilah hasil yang harus kita terima. Tanpa Frances, lini depan kita kelihatan perbedaannya. Tapi kami masih punya leg kedua yang meski dilangsungkan di Jakabaring, kami akan tetap mencoba memaksimalkannya,” aku Junaidi, pelatih Persijap seusai pertandingan.
Namun harus diakui, bahwa dengan kekalahan ini, peluang Persijap ke partai puncak nyaris tertutup. Logikanya, di kandang saja kalah 0-2, apalagi pertandingan di kandang lawan. Jelas sangat sulit untuk merebut kemenangan. Apalagi dengan skor minimal 3-0. ”Kalau dibilang berat memang berat. Tapi kita tak akan menyerah sebelum pertandingan. Sekecil apa pun peluang kita, akan kita manfaatkan,” sergah Junaidi disinggung soal kecilnya peluang timnya. (har)