
Plaju, Palembang Pos.-
Sumsel berduka. Ahli bahasa senior yang juga guru besar dan mantan rektor Universitas Sriwijaya (Unsri), Prof Dr Amran Halim, kemarin sekitar pukul 11.40 WIB berpulang di RS Muhammadiyah, Palembang. Pria kelahiran Bengkulu, 25 Agustus 1929 lalu itu, meninggal karena sakit jantung dan paru-paru.
Almarhum meninggalkan seorang istri Nuryanti Syafniar Amran, tujuh anak, dan tujuh orang cucu. Menurut anak pertamanya, Firda, almarhum rencananya akan dikebumikan hari ini (14/6) sekitar pukul 10.00 WIB di TPU Puncak Sekuning. Semula karena almarhum purnawirawan TNI dengan pangkat terakhir Sersan Dua (Serda), akan dimakamkan di TMP Ksatria Ksetra Siguntang.
“Sebelum bapak meninggal, beliau tidak berpesan apa-apa. Hanya minta dimakamkan di samping makam istri pertama beliau (almarhumah Rosani) dan kedua orang tuanya di Puncak Sekuning,” kata Firda.
Sementara itu, suasana rumah almarhum di Kompeks Taman Istana lorong istana lingkaran blok G2, Pakjo terlihat ramai pelayat dan kerabat dekat almarhum. Di antaranya, Sekretaris Daerah (Sekda) Sumsel Drs H Musyrif Suwardi HN MM.
Karangan bunga ucapan turut berbelasungkawa berjejer rapi di depan rumah. Mulai dari Gubernur Sumsel Ir H Alex Noerdin SH, rektor UBD Prof Buchori Rahman dan lainnya. Suasana duka tampak di wajah keluarga besar almarhum dan pelayat yang datang.
Semasa hidupnya, almarhum dikenal sebagai tokoh pendidikan dan pakar bahasa Indonesia. Ia juga sosok yang ramah, santun, namun tegas. Di mata keluarga, almarhum merupakan suami, bapak sekaligus kakek yang baik.
Purek IV Unsri, HA Hamid Rasyid mempunyai kenangan sendiri tentang almarhum. “Beliau orang yang berjiwa tak muda menyerah, fisik yang kuat, optimis, dan jika ada orang yang memakai bahasa Indonesia salah-salah, beliau akan marah dan mengajari berbahasa Indonesia dengan baik,” kenangnya.
Untuk diketahui, almarhum menamatkan pendidikan SD-nya di Bengkulu (1944), lalu SMP di Bengkulu (1950) dan SGA Negeri di Bengkulu (1953), dan B-I bahasa Inggris (1956). Kemudian kuliah di Universitas Michigan, Amerika Serikat (B.A Equivelent, 1957), Universitas Michigan, Amerika Serikat (M.A Ilmu Linguistik, 1958) dan Universitas Michigan, Amerika Serikat (Ph.D Ilmu Linguistic, 1969). Ia sempat menjadi Tentara Pelajar di Bengkulu (1945) dan angota TNI dengan pangkat terakhir sersan pada kompi I (1945-1950).
Ia pernah menjadi Guru Besar Ilmu Linguistic, Program Pasca Sarjana, Unsri (2000), Guru Besar Ilmu Linguistic Program Pasca Sarjana, IAIN Raden Fatah (2000), Guru Besar Ilmu Linguistic Program Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara. Pada 1998, almarhum pernah menjabat Ketua Dewan Kesenian Sumatera Selatan, Ketua Dewan Pertimbangan Pendidikan Sumatera selatan (2002), Ketua Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Bina Darma (2002-2002) dan Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Bina Darma (2002).
Setelahnya, almarhum sempat menjadi Rektor Unsri (1986-1994), anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat RI ( MPR-RI) utusan daerah Sumatera Selatan (1988-1993) dan Rector Universitas Baturaja (2001-2002). Sempat menjadi Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Golongan Karya (Golkar) Sumatera Selatan (1989-1994) dan terakhir Ketua Kwarda Gerakan Pramuka Sumsel masa bakti (2006-2011). (mg39/jpnn)