09 Mei 2009

JK-Wiranto ancaman serius SBY


Jakarta, Palembang Pos.-
Popularitas dan elektabilitas Susilo Bambang Yudhoyono masih mengungguli pasangan-pasangan capres-cawapres yang beredar pascapemilu legislatif. Meski demikian, SBY harus mewaspadai pasangan Jusuf Kalla-Wiranto yang menyodok ke posisi kedua dengan selisih elektabilitas hanya berkisar sepuluh persen.
Peta tersebut setidaknya terekam dalam jajak pendapat publik yang dilakukan Lembaga Riset Informasi (LRI) pada 3-7 Mei lalu. Dalam sigi terhadap 2.066 responden di 33 provinsi, ada tiga pasang capres-cawapres yang berpeluang bertarung dalam putaran pertama pemilu presiden.
Ketiga capres-cawapres itu adalah Susilo Bambang Yudhoyono-Hidayat Nur Wahid (SBY-HNW), Jusuf Kalla-Wiranto, dan Megawati-Prabowo Subianto.
Berdasar sigi tersebut, SBY-HNW akan menang dalam putaran pertama dengan dukungan 36,2 persen suara. Menguntit di belakangnya JK-Wiranto dengan 27,6 persen, dan Megawati-Prabowo dengan 19,1 persen. Sementara itu, masyarakat yang belum menentukan pilihan masih cukup besar, berkisar 17,1 persen.
"Popularitas dan elektabilitas SBY masih memimpin. HNW memang pasangan yang paling seksi bagi SBY karena suara PKS 8,2 persen solid di belakang HNW. Bila ingin mengamankan pemerintahan di parlemen, SBY seharusnya memilih HNW," ujar Direktur LRI Johan Silalahi di Jakarta kemarin (9/5).
Meski demikian, SBY diminta mewaspadai JK-Wiranto yang menunjukkan tren positif pascapemilu legislatif. Menurut dia, setidaknya ada empat faktor yang menyebabkan meningkatnya elektabilitas JK.
Pertama, ada 20 juta pemilih yang tidak bisa menggunakan hak pilih, sehingga menyalahkan presiden selaku penanggung jawab pemilu. Selain itu, JK mendapat image terkesan disia-siakan SBY setelah bekerja keras menjadi bumper pemerintah di parlemen.
Perpecahan di PAN, PPP, dan Golkar hanya karena pertimbangan mendukung atau tidak mendukung SBY juga dinilai menimbulkan persepsi negatif terhadap SBY dan Partai Demokrat. "Faktor keempat, JK-Wiranto adalah pasangan yang pertama mendeklarasikan diri, sedangkan SBY, Megawati, serta Prabowo masih ragu-ragu dan saling menunggu," ujar Johan. (noe)