14 Mei 2009
Al Quran raksasa akhirnya diluncurkan
*Dibuat selama 4 tahun
Sudirman, Palembang Pos.-
Meskipun dengan dana yang sangat terbatas, akhirnya 30 juz Al Quran Al Akbar dengan ukiran khas Palembang resmi diluncurkan, kemarin. Al Quran yang dalam pembuatannya mengabiskan dana sekitar Rp 1,07 miliar ini, diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan minat masyarakat untuk baca Al Quran sekaligus mempromosikan ukiran khas Palembang.
Dalam acara yang kental dengan nuansa kekeluargaan tersebut hadir anggota DPD RI, Hj Asmawati, Kakanwil Depag, H Najib Aitami, Wakil Ketua DPRD Palembang, Drs H A Djauhari, Wakil Bupati Banyuasin, Ketua Yayasan Masjid Agung dan sejumlah tokoh masyarakat dan undangan lainnya.
Dalam sambutannya, pelaksana pembuat Al Quran raksasa, Sofwatillah Mohzaib S Sos I mengatakan kalau pembuatan Al Quran Raksasa bukan program pemerintah atau kegiatan yang dibiayai oleh pemerintah. Tetapi Al Quran ini dibuat dengan dana pribadi dan dana dari donator, yang jumlahnya mencapai Rp 951 juta dari 33 donatur. Sementara dana yang dihabiskan untuk pembutannya Al Quran Raksasa ini mencapai Rp 1,07 miliar atau devisit sekitar Rp 140 juta, yang sampai saat ini masih terhitung utang dengan Hj Asmawati.
Menurut Sofwatillah ide pembuatan Al Quran raksasa ini dimulai 10 Muharam 1422 H saat pemasangan kaligrafi di gapura Masjid Agung. “Selanjutnya pada perayaan 1 Muharam saya ikut serta dan memamerkan satu keping Al Quran Al Akbar. Ternyata Al Quran tersebut mendapat perhatian dari tokoh masyarakat Sumsel Tafik Kiemas dan dia meminta agar Al Quran tersebut diselesaikan hingga 30 juz dan dia siap membantu Rp 1 miliar,” ujar Sofwatillah.
Meskipun uang Rp 1 miliar yang dijanjikan tidak kunjung cair, namun Sowatilah tetap meneruskan pembuatan Al Quran raksasa tersebut dengan dana pribadi dan dana bantuan dari Hj Asmawati. “Karena terbentur masalah dana, maka kami sepakat membentuk panitia khusus untuk penyelesaian Al Quran raksasa ini. Kami menemui Gubernur Sumsel untuk menanyakan bantuan yang dijanjikan Pak Taufik Kiemas,” ujar Sofwatillah.
Baru beberapa bulan kemudian, menurut Sofwatillah, Taufik Kiemas mencairkan bantuan Rp 175 juta yang terdiri dari 5 orang donatur. “Dana Rp 175 juta tersebut bukan diserahkan pada saya, tetapi pada panitia yang mengelola semua keuangan. Sementara kami meminta uang ke panitia untuk membeli semua keperluan,” kata Sofwatillah.
Dana dari Taufik dan kawan-kawan tersebut, menjadi pemicu bagi panitia untuk menyelesaikan pembuatan Al Quran raksasa ukiran khas Palembang. Apalagi setelah itu sejumlah donatur lainnya ikut memberikan sumbangan. Meskipun menemui banyak kendala seperti kesulitan mencari bahan baku dan keterbatasan dana akhirnya tahun 2006 30 juz Al Quran raksasa berhasil diselesaikan.
Setelah semuanya selesai, panitia menemukan kendala baru, yakni gedung penyimpanan Al Quran. Karena Islamic Center yang rencananya akan dijadikan tempat penyimpan Al Quran raksasa ini tak kunjung selesai, sampai akhirnya pengurus Masjid Agung mengizinkan agar Al Quran tersebut dibawa ke Masjid Agung dan diluncurkan kemarin.
“Dengan diluncurkannya 30 juz Al Quran raksasa tersebut, kami minta ustad dan masyarakat lainnya dapat ikut memberikan koreksi terhadap tulisan Al Quran tersebut. Hal ini sangat penting, karena rencananya Al Quran ini akan diresmikan oleh Presiden RI,” kata Sofwatillah.
Sebelumnya panitia acara mengatakan pembuatan Al Qran raksasa ini merupakan ide dari putra Sumsel, Sowatillah Mohzaib. Al Quran ini dibuat 2002 dan selesai 30 Juni 2006. Al Quran itu berukuran 177 x 144 cm, dengan ketebalan setiap keping 3-4 cm, dan jumlah keeping 315 keping.
Selama pembuatannya, panitia mengelami kesulitan bahan baku dan dana. Mengenai dana, sejak awal pembuatan hingga selesai terkumpul dana Rp 931 juta dari 32 donatur dan saat peluncuran kemarin satu donatur menyumbangkan dana Rp 20 juta. Sehingga dana yang terkumpul Rp 951 juta dari 33 donatur. Sementara dana yang dihabiskan untuk pembuatan Al Quran tersebut mencapai Rp 1,07 miliar.(del)